Sahabat Alkitab, Natal selalu identik dengan kesukacitaan, kebahagiaan, dan kasih yang tercermin antar anggota keluarga. Kelahiran Tuhan kita sambut dengan penuh rasa sukacita. Namun, di saat yang sama seharusnya kita juga menyadari bahwa kehadiran Sang Penebus itu akan bermuara pada pengorbanan-Nya di atas kayu salib yang menyelamatkan dunia dari dosa. Bahkan Tuhan-pun tahu bahwa Sang Bapa mengutusnya untuk melakukan karya besar itu yang sungguh teramat berat.
Kesadaran Kristus akan penderitaan yang dialami-Nya terus digaungkan diantara orang-orang terdekat-Nya yakni para murid dan pengikut Tuhan. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh DIa, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit. Perkataan itu merujuk kepada diri-Nya sendiri, tetapi sayangnya saat itu para murid tidak betul-betul memahami perkataan Kristus.
Penderitaan-Nya memang misteri terbesar iman kita, tetapi paling tidak sebagai umat beriman kita harus berupaya untuk senantiasa merefleksikannya dalam kehidupan beriman kita sehari-hari. Penderitaan-Nya adalah karya yang paling agung yang telah dikerjakan Allah. Maut dikalahkan dan kebangkitan dinyatakan. Itulah rencana Allah yang sudah terpampang nyata bahkan sejak Yesus lahir ke dunia dalam rupa bayi mungil yang begitu rapuh. Sang Bayi itu terus bertumbuh dengan kesetiaan pada tugas yang menanti-Nya dan dalam penuh kasih Ia berkorban bagi dunia. Marilah merenungkan pengorbanan-Nya dengan sungguh karena disitulah hadir kekuatan iman kita.