Sahabat Alkitab, setiap orang pernah mengalami kesulitan serta pergumulan dalam hidupnya. Tantangan kehidupan datang silih berganti seolah berlomba untuk menaklukkan kita. Dalam situasi tersebut orang seringkali merasakan begitu kesepian, seperti berteriak minta tolong tetapi tidak ada yang mendengarkan. Maka belarasa serta belas kasihan yang kita tunjukkan kepada sesama yang sedang kesulitan tentu saja menjadi sesuatu yang sangat berharga dan melegakan.
Meskipun Yesus terlebih dahulu menegur murid-Nya karena mereka kurang percaya sehingga tidak dapat menolong anak yang kerasukan dalam bacaan kita kali ini, tetapi sesungguhnya prioritas Yesus adalah pemulihan anak yang kerasukan tersebut. Menarik untuk melihat narasi yang dibangun dalam Injil Markus, perhatikanlah bahwa permintaan yang disampaikan oleh ayah dari anak yang kerasukan, awalnya terkesan ragu dengan kemampuan Tuhan Yesus, mungkin karena ia sudah putus asa dengan kondisi anaknya yang menderita sejak kecil dan belum ada yang bisa menyembuhkan. Terlebih lagi kerasukan ini begitu mengancam nyawa sang anak. Dalam situasi yang berat tersebut, Ayah itu hanya dapat memohon dengan penuh penyerahan diri, “tolonglah kami dan kasihanilah kami.”
Yesus menghardik setan dalam tubuh anak itu dengan sangat keras, sementara sang anak dipegang tangannya dengan lembut untuk membangunkannya. Dua sisi Kristus yang sungguh meneguhkan. Ia mengusir yang jahat dan merengkuh umat-Nya dengan penuh kasih. Demikianlah Tuhan yang kita sembah dan percayai dengan segenap hati kita. Kiranya firman hari ini dapat membisikkan penghiburan dalam hati kita masing-masing bahwasanya Ia adalah Tuhan yang berbelarasa. Kita hanya perlu memohon dengan kesungguhan hati demikian, “Tuhan tolonglah kami dan kasihanilah kami.