Nasihat ini adalah nasihat pribadi Paulus yang bersumber dari dirinya sendiri. Mereka yang telah menikah sebelum menjadi percaya kepada Kristus, lalu dalam perjalanannya salah satu, entah suami atau istri, menjadi percaya sementara pasangannya tidak, maka mereka tetap harus mempertahankan pernikahannya itu dengan pasangan mereka yang belum percaya, jika pasangan yang belum percaya itu tetap ingin hidup bersama dengan mereka yang telah percaya. Jika orang yang telah percaya itu memiliki kehidupan rohani yang dewasa maka melalui kesaksian hidupnya itu, pasangan mereka dan juga anak-anak mereka dapat dimenangkan bagi Kristus. Perceraian hanya diizinkan apabila pasangan yang belum percaya tidak ingin hidup bersama mereka lagi. Sebab memaksakan untuk tetap bersama dalam perbedaan yang sangat mencolok itu dapat saja menimbulkan konflik. Allah menghendaki umat-Nya hidup dalam rukun dan damai dan damai dengan semua orang.
Sahabat Alkitab, ingatlah bahwa pesan Paulus itu ditujukan kepada pasangan suami-istri yang telah menikah sebelum percaya kepada Kristus. Bukan kepada orang yang belum menikah yang berbeda iman, ini jelas tidak dapat dipersatukan, pada surat berikutnya Paulus menjelaskan tentang hal itu. Pernikahan Kristen yang sejati bukanlah pernikahan antara antara dua orang yang hanya beragama Kristen, melainkan dua orang yang memiliki iman yang dewasa dalam Kristus. Dalam menghadapi situasi yang sama dengan jemaat Korintus, maka prinsip ini berlaku bahwa kesaksian hidup Kristen memberi peluang kepada pasangan yang belum percaya untuk menjadi percaya dan menerima anugerah Allah, juga terhadap anak-anak dalam pernikahan itu. Jadi tidak terjadi secara otomatis, malainkan adanya usaha yang disengaja, serius, dan konsisten menghidupi imannya untuk menjadi kesaksian di tengah-tengah rumah tangganya.
Selamat Beribadah. Tuhan kiranya memberkati dan menyertai kita semua dalam upaya membangun keluarga Allah yang utuh dalam keluarga kita.
Salam Alkitab Untuk Semua