Hal yang berbeda namun dengan permasalahan yang serupa, dengan penyelesaian yang sama. Pada prinsipnya ketika jemaat Korintus itu pertama kali menerima dan menjadi percaya kepada Kristus maka seperti apa pun keadaan mereka saat itu, secara fisik atau pun status perkawinan, maka biarlah tetap seperti itu. Apakah mereka dalam status sudah menikah, belum menikah, bercerai, disunat, atau tidak disunat. Yang menjadi pokok dalam iman Kristen bukanlah tentang hal lahiriah, yang kelihatan oleh manusia, atau yang bersifat ritual peribadatan melainkan pada karunia Allah, dan ketaatan rohani. Sebab setelah mereka dipanggil oleh Allah, maka sudah seharusnya kehidupan mereka seluruhnya menaati kehendak Allah bukan hukum agamawi.
Sahabat Alkitab, Allah memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dan selayaknya seorang anak terhadap Bapanya, ia harus taat. Ketaatan ini bukanlah ketaatan yang sementara, yang hanya jika dilihat, melainkan ketaatan yang bersumber dari hati yang mengasihi Allah. Ibadah kita juga harus berada di atas batas-batas ritual keagamaan, bukan tentang wajib atau tidak wajib, juga yang tidak bersifat lahiriah belaka. Secara praktis, biasanya ketika seseorang baru bertobat akan "didesak atau digiring" untuk menjadi seorang "hamba Tuhan" (dalam pengertian saat ini) seharusnyalah setiap orang dibimbing dan dipimpin untuk melayani dan menjadi berkat di mana pun ia berada saat itu. Allah mengaruniakan secara berbeda kepada masing-masing orang, biarlah setiap orang hidup di dalamnya dalam kasih dan takut akan Tuhan.
Setiap kita dipanggil untuk menjadi manusia-manusia rohani dalam segala bidang dan keadaan.
Salam Alkitab Untuk Semua