Bahkan sekalipun seseorang menerima akibat dari perbuatannya sendiri, bagian kita tetaplah berdoa meminta kemurahan Allah untuk kebaikannya.
Siapakah yang dapat tahan melihat penghukuman yang begitu mengerikan itu? Yehezkiel sebagai seorang nabi sekaligus sebagai bagian dari bangsa pilihan Tuhan itu merasakan dukacita yang begitu dalam. Mungkin juga ia putus asa melihat keadaan bangsanya yang begitu berdosa kepada Allah dan ia sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk menolong mereka. Hanya berdoa dan berseru kepada Allah, mempertanyakan kembali tindakan-Nya itu, sedapat-dapatnya juga untuk meluluhkan hati Allah.
Sahabat Alkitab, apa yang dilakukan oleh Yehezkiel adalah tindakan yang juga pernah dilakukan oleh bapak leluhur Israel, Abraham. Dilakukan juga oleh para nabi lainnya, dan dilakukan juga oleh Tuhan Yesus. Bersyafaat, berdiri di antara Allah dan orang lain, siapa tahu Allah mau "mengubah" rencana-Nya. Siapa tahu Tuhan masih mau memberi waktu sekali lagi agar orang-orang berbalik kepada-Nya. Tuhan Yesus bersyafaat bagi murid-murid-Nya yang lemah dan rentan, hasilnya tidak sia-sia, sebelas rasul yang telah mengubahkan dunia. Karena itu, teruslah berdoa dan bersyafaat sebab itulah kehendak Allah.
Seberapapun besarnya kesalahan dan dosa sesama kita, tugas kita tetaplah mendoakannya bukan menghakiminya.
Salam Alkitab Untuk Semua