Enam ayat pertama dari Ulangan 31 ini merupakan semacam pesan perpisahan yang juga bermuatan pesan penguatan kepada orang Israel. Dinamika hubungan antara Musa dengan orang Israel yang sudah terjalin selama puluhan tahun memang telah menghasilkan ikatan relasi yang tidak sembarangan. Memang ada kalanya orang Israel melakukan pemberontakan terhadap kepemimpinan Musa, yang juga berarti pemberontakan terhadap rancangan Tuhan, namun sosok Musa tetaplah penting dan dihormati oleh mereka. Begitu pula dengan nilai dari bangsa Israel yang berharga di hadapan Musa, baik secara personal maupun sebagai pelaksana tugas kepemimpinan dari Tuhan.
Musa menyadari bahwa keputusan Tuhan yang tidak memperkenankan Musa untuk menyeberangi sungai Yordan bersama dengan bangsa Israel akan sangat berpengaruh terhadap mentalitas mereka dalam menghadapi babak baru perjalanan mereka. Musa juga tidak ingin bangsa Israel justru melakukan kesalahan yang sama yang akan sangat merugikan mereka dan merusak ulang hubungan antara mereka dengan Tuhan. Itulah mengapa, di dalam pesan perpisahan ini Musa juga sangat mendorong seluruh orang Israel untuk menguatkan dan meneguhkan hati dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang akan muncul di masa mendatang. Perjalanan mereka memang tidak akan lepas dari beragam tantangan, terlebih lagi sosok Musa tidak lagi bersama dengan mereka. Namun, melalui pesan ini Musa juga mengignatkan bangsa Israel bahwa ketenangan dan jaminan hidup mereka tidak berasal dari pengaruh Musa melainkan hanya oleh kehadiran dan peran Tuhan di tengah mereka. Hubungan antara orang Israel dengan Musa memang akan berakhir, namun tidak begitu artinya dengan hubungan antara mereka dan Tuhan.
Sahabat Alkitab, cuplikan pesan dari Musa terhadap bangsa Israel ini memberikan kita sebuah pembelajaran sekaligus nilai relasi yang penting juga untuk kita terapkan dalam hubungan yang bangun dengan orang lain, yaitu relasi yang kita bangun bersama orang lain idealnya menjadi kesempatan untuk saling menguatkan dan meneguhkan dalam ketulusan, bukan demi kepentingan diri sendiri. Kita perlu menyadari bahwa Musa tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun terhadap dirinya, namun Musa tetap mengharapkan bangsa Israel agar terus berani menjalani masa depannya dalam keteguhan dan kekuatan iman di dalam Tuhan.