Sangat mengherankan memang dan sangat tidak patut jika seorang guru yang dihormati membasuh kaki dari para muridnya. Sebab kebiasaan membasuh kaki hanya dilakukan oleh pelayan kepada majikannya itulah yang dilakukan oleh masyarakat Yahudi kuno. Yang Yesus lakukan bukanlah hanya sekedar simbolis seperti yang mungkin kita pikirkan atau yang pernah kita lihat. Di sini Yesus benar-benar mencuci kaki murid-murid-Nya hingga bersih. Injil Matius dan Markus menggunakan kata “Niptein” yang bermakna “membersihkan/ mencuci”. Apakah dasar Yesus melakukan tindakan yang begitu rendah dan hina ini dengan menyamakan diri-Nya seperti seorang hamba?
Penulis Injil Yohanes mengawali kisah tentang malam perjamuan terakhir ini dengan sebuah narasi “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” Lalu penulis menutup kisah pembasuhan dan perjamuan terakhir ini ini dengan perintah yang Yesus berikan kepada sebelas murid-Nya bunyinya: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, merendahkan diri-Nya seperti seorang hamba karena Ia mengasihi mereka. Ia mau supaya mereka bersih secara menyeluruh. Tindakannya ini mendahului tindakan penyucian yang akan Ia lakukan dengan darah-Nya. Dalam semua yang Yesus lakukan selama masa hidup_Nya di dunia, selalu Ia lakukan karena kasih. Saat Ia menyembuhkan, memberi makan, mengajar, bahkan saat Ia menegur dan memarahi.
Yesus memberikan perintah baru kepada murid-murid-Nya agar mereka saling mengasihi dengan kasih yang sama seperti yang Yesus berikan bagi mereka yaitu dengan kasih Agape. Kasih Agape itulah yang akan menjadi identitas sosial mereka di tengah-tengah dunia, sehingga siapapun orang yang melihat dan mengenal mereka akan tahu bahwa mereka adalah murid Kristus.
Di hari Kamis Putih ini kita mengingat keagungan dan kemuliaan Kristus tidak saja melalui tindakan pembasuhan tetapi juga alasan Ia melakukannya dan perintah-Nya agar umat-Nya saling mengasihi.
Selamat Memperingati Kamis Putih