Cara Petrus merangkai dan menyampaikan khotbahnya tentang penggenapan nubuatan mesianik merupakan sesuatu yang sangat menarik. Apalagi jika kita mengingat latar belakang Petrus yang tadinya berprofesi sebagai seorang nelayan. Tanpa bermaksud merendahkan profesi seseorang, namun seorang nelayan, khususnya pada masa itu, merupakan kelompok kelas bawah yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, mereka tidak tergolong dalam kelompok terpelajar. Itulah mengapa, khotbah perdana Petrus menjadi sebuah bentuk kesaksian tentang kuasa Kristus, baik dari segi esensi isi khotbahnya maupun cara Petrus merangkai keseluruhan khotbah tersebut.
Khotbah Petrus ini merupakan sebuah pemaparan singkat yang lugas tentap penggenapan nubuatan mesianik dalam tradisi Yahudi. Pada ayat 17-21, Petrus merujuk pada catatan nubuatan mesianik yang disampaikan nabi Yoel. Kemudian, ia merangkainya dengan kesaksian dari Daud, sosok raja yang paling tersohor dan berdampak dalam sejarah Israel kuno. Bagi Petrus, pesan yang Daud lantunkan merupakan sebuah rujukan pada sosok mesias yang akan muncul, sesuai dengan pesan kenabian dalam nubuatan-nubuatan mesianik. Seluruh susunan itu, Petrus gunakan untuk membawa khotbahnya pada sebuah kesimpulan bahwa Yesus Kristuslah penggenapan nubuatan mesianik tersebut.
Rangkaian khotbah yang Petrus lakukan pun tergolong sangat sistematis dan lugas untuk menyampaikan pesan utama. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang biasa bagi mereka yang mengalami pendidikan tinggi, namun tidak bagi seorang nelayan seperti Petrus. Itulah mengapa, khotbah Petrus menjadi sebuah kesaksian tentang kuasa Tuhan yang bekerja pada diri setiap orang yang diperkenan oleh-Nya. Bahkan, pada ayat 37-40 kita mendapati bahwa banyak orang tersentuh dan tergerak untuk menerima firman tersebut melalui keputusan merkea untuk bertobat. Hal ini bukanlah hasil dari upaya Petrus seorang diri, melainkan hanya oleh kuasa Roh Kudus yang ada pada dirinya.
Sahabat Alkitab, khotbah Petrus tidak sekadar memberikan pengajaran maupun pesan pertobatan, tetapi sekaligus menjadi kesaksian bahwa Tuhan berkuasa untuk memberdayakan setiap manusia yang diperkenan-Nya. Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh setiap umat Tuhan, meski kadang hal tersebut terlihat terlalu mustahil menurut cara pandang manusia. Namun, inilah bukti kuasa-Nya yang tak terbatas dan selalu memberdayakan. Kita hanya perlu membuka hati, pikiran dan berserah penuh dalam pimpinan Roh Kudus.