Respon Abraham ketika menerima panggilan dari Allah untuk keluar dari Ur-Kasdim, dari negeri kelahirannya dan sanak saudaranya, adalah respon yang diinginkan oleh Allah. Pada waktu itu tanpa tahu akan ke mana Abraham percaya akan panggilan Allah dan penyertaannya. Begitu juga dalam tindakan-tindakan iman lain yang ditunjukkan Abraham. Allah memperhitungkan semuanya itu sebagai kebenaran sebelum ada hukum Taurat. Allah disenangkan oleh kepercayaan Abraham kepadanya, percaya sekalipun belum melihat.
Sahabat Alkitab, Allah juga menghendaki kepercayaan kita kepada-Nya yaitu percaya yang bulat, utuh, dan penuh. Kepercayaan adalah kunci dari sebuah relasi apa pun bentuk relasi itu. Saat kita percaya kepada orang lain maka itu menjadi kebahagiaan baginya karena menerima kepercayaan kita. Seperti kepercayaan seorang anak yang berada dalam gendongan ayahnya menyeberangi sungai beraliran deras. Siapakah yang paling berbahagia di antara keduanya? Sudah pasti adalah sang ayah. Dalam relasi dengan sesama manusia, konflik akan menjadi sering terjadi apabila rasa percaya telah hilang. Dalam relasi antara Allah dan manusia, secara berulang kali Allah meminta manusia untuk percaya kepada-Nya.
Berilah kepercayaan, dan hadirkanlah itu dalam relasi kita dengan siapa pun juga. Sebab orang yang dipercaya akan sangat senang dengan kepercayaan Anda.
Salam Alkitab Untuk Semua