Mazmur 36 menampilkan sebuah dinamika batin, yaitu ketika hati tak lagi takut akan Allah maka akan timbul hasrat menjadi tuan, dan akhirnya kegelapan mengambil alih. Di sinilah kita diajak merefleksikan ulang, bukan tentang apa yang kita kejar, tetapi bagaimana kita mengenali suara Tuhan dalam pusaran batin kita. Mazmur ini dibuka dengan sebuah ironi, “Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik;”. Hati yang tidak lagi takut akan Allah menciptakan narasinya sendiri, yakni narasi yang membenarkan kejahatan, memutarbalikkan moralitas, dan menganggap dirinya benar. Di sisi lain, pemazmur mengarahkan fokusnya pada kasih setia Tuhan yang “sampai ke langit,” keadilan-Nya “seperti gunung-gunung Allah,” dan pemeliharaan-Nya terhadap semua ciptaan. Di tengah ketidakseimbangan dunia, Allah adalah harmoni yang menyejukkan batin. Ia menjadi sumber air hidup, dan dalam terang-Nya manusia menemukan terang sejati yang menuntun pada arti hidup, ketaatan, dan harapan.
Tak dapat dipungkiri bahwa hasrat manusia selalu mengarah kepada pemenuhan dan makna. Namun ketika hasrat tidak dibimbing oleh rasa takut akan Allah, ia akan berubah menjadi kerakusan. Disini sifat rakus tidak hanya terkait pada materi, tetapi juga pada rasa ingin menjadi “tuan bagi diri sendiri.” Maka, pemazmur mengundang kita kembali ke posisi ciptaan, sebagai yang dikasihi, dilindungi, diberi terang, dan diberi tempat di bawah naungan sayap Allah. Takut akan Allah, dalam konteks ini, bukanlah ketakutan yang menciutkan jiwa, melainkan kesadaran yang memulihkan martabat manusia. Manusia yang memiliki kebebasannya dalam keberserahan kepada Allah.
Sahabat Alkitab, takut akan Allah merupakan fondasi hidup beriman. Dalam takut akan Allah, ada pengakuan bahwa kita terbatas, dan dalam pengakuan itulah, kita menemukan kebebasan dan damai. Sebab hanya dalam terang-Nya, kita mampu melihat terang. Manusia yang berpaling dari Allah menciptakan ilusi bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu, sehingga segala bentuk kejahatan menjadi bagian dari kehidupannya karena tidak ada lagi yang dapat menahannya.