Abraham telah tua, begitu pun dengan Sara, dan ia juga mandul. Paulus kembali mengungkapkan fakta itu untuk menunjukkan bahwa kepercayaan Abraham kepada Allah adalah kepercayaan yang utuh dan penuh. Tidak sedikit pun ia bergantung pada keadaan dirinya maupun Sara. Ia begitu percaya bahwa Allah sanggup melakukan apa yang telah Dia janjikan. Abraham berharap sekalipun tidak ada alasan untuk berharap, tidak kepada dirinya. Iman Abraham mengatasi logikanya.
Sahabat Alkitab, karena iman Abraham semua keturunannya juga beroleh janji Allah. Iman Abraham kepada Allah telah mengubahkan sejarah hidup manusia. Allah bekerja melalui kepercayaan manusia kepada-Nya untuk mewujudkan rencana-Nya yang mulia dalam hidup kita. Jadi, karena kepercayaan kita begitu penting dan berharga di mata Allah, maka tetaplah percaya. Bahkan sekalipun tidak ada alasan lagi untuk percaya, sekalipun jalan di hadapan kita buntu atau berujung jurang, sekalipun tubuh kita menjadi sangat lemah dan tidak berdaya. Karena justru ketika pengandalan kita terhadap diri sendiri telah habis dan tidak bersisa, Allah bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Tetaplah berpegang teguh dalam iman percaya kita sampai kita melihat terang Allah.
Percaya itu mahal dan langka, siapa memilikinya telah memiliki segala-galanya.
Salam Alkitab Untuk Semua