TUHAN Tidak Kehabisan Cara Untuk Mengubah dan Memberdayakan

Renungan Harian | 10 Juni 2022

TUHAN Tidak Kehabisan Cara Untuk Mengubah dan Memberdayakan

Salah satu paham terkait peran TUHAN yang cukup umum beredar adalah anggapan bahwa TUHAN di Perjanjian Lama adalah sosok yang keras dan cenderung kejam, sedangkan TUHAN di Perjanjian Baru adalah sosok yang lemah lembut dan penyayang. Apakah benar demikian? Setiap umat Kristen, termasuk para teolog, tentu punya pertimbangan dan dalilnya masing-masing. Namun, jika kita mengkritisi anggapan itu lebih lanjut, maka kita akan menemukan sebuah permasalahan teologis, yakni TUHAN yang berubah. Sedangkan, di dalam kerangka teologi Kekristenan yang bersumber pada teks Alkitab kita mengakui bahw TUHAN adalah Alfa, Sang Awal dan Omega, Sang Akhir. Artinya, TUHAN di permulaan adalah sosok yang sama dan tidak berubah dengan TUHAN di akhir nanti. Lantas, bagaimana kita perlu menyikapi hal demikian, secara khusus ketika kita membaca narasi-narasi yang bernuansa cukup keras terkait sosok TUHAN?

 

Pernyataan yang TUHAN sampaikan kepada Yeremia di dalam perikop ini telah cukup lugas untuk memberikan kejelasan mengenai tindakan TUHAN, terkhusus terkait tindakan-tindakan yang terkesan keras dan kejam yang Ia lakukan. Salah satu tindakan keras tersebut adalah hukuman yang TUHAN berikan kepada bangsa Israel yang sudah berdosa kepada-Nya. sekilas, hukuman yang TUHAN berikan cenderung memberikan kesan bahwa Ia adalah TUHAN yang mudah dongkol dan gemar melakukan tindakan retributif. Padahal, seluruh tindakan TUHAN pada dasarnya selalu bersifat restoratif, termasuk narasi-narasi penghukuman yang cukup banyak tercatat di dalam Perjanjian Lama. Itulah sebabnya, TUHAN memerintahkan Yeremia untuk memerhatikan perilaku pengrajin tanah liat yang tidak membuang sebuah bejana yang mengalami kesalahan.

 

TUHAN selalu punya cara dan rencana yang memberdayakan setiap individu yang mau diubahkan oleh-Nya. Permasalahannya adalah tidak banyak manusia yang mau menjalani proses tersebut bersama dengan TUHAN. Bahkan, tidak sedikit manusia yang cepat menganggap TUHAN sebagai sosok yang egois, diktator dan bertindak hanya demi kepuasan-Nya sendiri. Itulah mengapa, di masa sekarang kita dapat menemukan testimoni dari mereka yang dulunya mengikut TUHAN justru berubah menjadi melawan keberadaan TUHAN karena menganggap beriman sebagai sebuah proses kesia-siaan belaka. Pada saat seperti itu, bukankah ia sendiri yang egois dan terlalu pongah untuk membiarkan dirinya berada dalam naungan TUHAN?

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia