Modal Untuk Memberi

Renungan Harian | 11 November 2022

Modal Untuk Memberi

Perilaku ‘memberi’ tentu menjadi sesuatu yang baik untuk dilakukan, asalkan tetap berada dalam konotasi yang sehat dan baik. Meski demikian, ‘memberi’ tidak selalu menjadi hal mudah untuk dilakukan. Ada beberapa tantangan yang sangat mungkin muncul dalam perilaku ‘memberi’, yakni perihal ketulusan dan modal. Tidak semua pemberian dilakukan dalam ketulusan. Hal ini tentu sulit dilakukan oleh orang-orang yang lebih mementingkan pengaruh bagi dirinya sendiri, termasuk pada saat ia memberikan sesuatu kepada orang lain. Orang yang demikian akan lebih memikirkan perihal ‘apa dampaknya bagi saya’ dibanding ‘dampak apa yang dapat ia rasakan dari pemberian saya’. Kemudian, ada orang yang merasa terhalang untuk memberi karena merasa tidak memiliki modal. Maksudnya begini, ada orang yang ingin memberi, namun merasa tidak memiliki modal apa pun untuk diberikan. Alhasil, ia pun memilih untuk mengubur niat ‘memberi’ tersebut. Apakah anda pernah berada pada salah satu dari dua kondisi tersebut?

Sekarang, marilah kita melihat perilaku Petrus di dalam perikop ini, yakni ketika ia menyembuhkan seorang yang sudah lumpuh sejak lahir. Hal yang menarik adalah si orang lumpuh tidak berniat untuk mencari kesembuhan dari Petrus, melainkan ia bermaksud untuk meminta sedekah dari orang-orang yang datang ke Bait Allah (sebuah praktik yang umum dilakukan dalam tradisi masyarakat Israel kuno untuk memperhatikan orang lemah). Di dalam perikop ini pun sudah tergambar dengan jelas bahwa Petrus tergerak untuk memberikan sesuatu kepada si orang lumpuh. Persoalannya adalah entah Petrus maupun Yohanes pada saat itu tidak membawa uang yang dapat mereka berikan kepadanya. Namun, hal itu bukanlah penghalang bagi Petrus untuk memberi. Justru, Petrus memberikan hal yang jauh lebih besar dari apa yang sebelumnya diminta oleh si orang lumpuh. Doa yang dipanjatkan oleh Petrus dan Yohanes pun menjadi pemberian dengan dampak yang melampaui permintaan si orang lumpuh.

Sahabat Alkitab, terdapat banyak cara bagi umat Tuhan untuk memberi. Sebuah pemberian pun tidak melulu berkutat pada persoalan materi atau harta benda, melainkan juga dapat mewujud dari berbagai hal yang kita miliki seperti tenaga, kesabaran dalam mendengar, kerendahan hati, doa, dan hal lain yang merupakan perwujudan dari iman yang murni di dalam Yesus Kristus.. Bahkan, pada dasarnya setiap umat Tuhan selalu memiliki modal untuk memberi, yaitu imannya kepada Tuhan. Ingatlah bahwa pemberian yang Petrus lakukan kepada si orang lumpuh merupakan bagian dari imannya kepada Tuhan sehingga si orang lumpuh mendapatkan lebih dari yang ia minta. Iman itu pula yang menjadi modal paling mendasar pada setiap umat Tuhan menjadi saluran berkat bagi setiap orang yang ada di sekitarnya. Jadi, masih beratkah kita untuk memberi?

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia