Sahabat Alkitab, terkadang atau seringkali, entah sadar maupun tidak sadar, kita hanya melihat dan mendengar berbagai hal yang mau kita lihat serta dengarkan. Alhasil, kita justru meluputkan banyak hal penting, yang meski terlihat dan ada di hadapan kita, namun tidak dapat kita sadari keberadaannya. Padahal, bisa jadi kita akan menadpatkan banyak pelajaran penting atau mungkin kita perlu memberikan respons nyata terhadapnya. Misalnya, selama ini terdapat anggota di dalam keluarga kita yang ternyata sedang menghadapi pergumulan berat dan butuh untuk didengarkan. Namun, kita yang terlalu sibuk dengan kegiatan personal pun justru tidak mampu menyadari keberadaan dirinya dengan segala kondisi yang ia alami. Hal ini bisa terjadi pada orang tua, anak, saudara, atau mungkin saja rekan-rekan di kantor, sekolah, gereja, maupun tempat lain dimana kita berkomunitas.
Khotbah yang Petrus sampaikan di hadapan orang-orang Yahudi yang berlokasi di Serambi Salomo pun memberikan kita sebuah pesan tentang perlunya memiliki kepekaan dalam menyadari dan memahami banyak hal yang ada di sekitar kita. Petrus menegur orang-orang Yahudi yang terheran-heran melihat mujizat sembuhnya orang lumpuh (bdk. Ayat 1-10), namun mereka justru menolak Yesus Kristus. Padahal, seperti yang Petrus tekankan dalam khotbahnya, ia hanya melakukan tindakan yang didasari iman di dalam Yesus Kristus. Artinya, Yesus Kristus-lah sumber utama terjadinya mujizat tersebut, bukan Petrus.
Sikap orang-orang Yahudi yang terkagum dengan tindakan Petrus, namun justru menolak Yesus Kristus merupakan tanda ketidakmampuan mereka dalam melihat, mendengar, merasakan, dan menyadari pesan Allah. Hati dan iman mereka telah ‘tertutup’ untuk dapat ‘melihat’ keberadaan Yesus Kristus. Mereka telah memilih untuk menolak Yesus sehingga berbagai tanda dan pengajaran yang Ia berikan tidaklah berarti apa pun untuk mereka. Itulah mengapa Petrus dengan keras berkata, “Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.”.
Sahabat Alkitab, di tengah beragai kesibukan, rutinitas, bahkan pergumulan yang telah menyita banyak waktu dan perhatian, kita perlu mengambil waktu khusus untuk sungguh-sungguh merasakan kehadiran Tuhan. Ingatlah, bahwa Tuhan dapat berpesan melalui berbagai cara, yang seringkali justru terluput dari perhatian karena ketidakmampuan kita dalam membangun kepekaan terhadap-Nya.