Sebuah harta berharga dalam bejana tanah liat (ay. 7 bnd. TB). Wadah atau bejana tanah liat pada zaman itu dipakai untuk menyimpan barang-barang tertentu, juga hingga saat ini. Sebagai tempat penyimpanan, bejana tanah liat bersifat sangat rapuh dan mudah pecah. Paulus menganalogikan dirinya seperti sebuah bejana tanah liat, dan Roh Kudus serta kuasa Injil adalah harta berharga yang ditaruh Tuhan di dalam tubuh "tanah liat" yang rapuh tesebut. Yang berharga ditaruh di dalam tempat yang tidak berharga, sehingga yang tidka berharga itu menjadi berharga. Itulah sebabnya mengapa dalam keadaan yang sulit sampai keadaan yang paling menderita, tidak pernah ia merasa Allah meninggalkannya. Bahkan sering ia harus diperhadapkan dengan maut, di saat itu jugalah ia merasakan kuasa Yesus yang bangkit nyata pada dirinya.
Sahabat Alkitab, nampaknya Paulus bukanlah seorang pelayan yang berhasil menurut ukuran dunia saat itu dan dunia kita saat ini. Rasul yang menderita, miskin, tidak populer, tidak disukai oleh banyak orang, dibenci, diolok-olok, tidak dipercaya, kerasulan dan otoritas yang diragukan, selalu mengalami "kesialan", beberapa kali hampir mengalami kematian, seorang residivis dan buronan. Ia begitu buruk dan penuh cela, bejana yang sangat rapuh. Ia telah menggenapi penderitaan serta kematian Kristus dalam tubuhnya tetapi juga menggenapi kebangkitan-Nya. Sebab dalam keadaan yang paling buruk ia sendiri telah melihat, merasakan, dan mengalami kuasa Kristus, keindahan, dan kesempurnaan-Nya. Kita sekalian adalah bejana yang begitu rapuh, penuh dengan kelemahan dan cela, tidak ada yang sempurna, namun kita meyadari akan kehadiran dan kuasa Allah yang selalu hadir menyertai dalam setiap langkah kita melayani dengan tulus dan murni, bekerja bagi kemuliaan Tuhan.
Pada Tuhan yang indah dan sempurna terletak seluruh pengharapan dan kekuatan kita. Kita bersyukur sebab Dia selalu ada.
Salam Alkitab Untuk Semua