Dalam pengajaran-Nya, Yesus menafsirkan hukum-hukum Yahudi dengan begitu berotoritas isinya pengajarannya begitu baik bukan saja dapat diterima lebih dari itu membuat pendengarnya kagum. Ini pernah terjadi juga sewaktu Yesus masih berusia dua belas tahun (lih. Luk. 2:46-47). Dalam mengajar, guru-guru Yahudi pada umumnya mengutip pengajaran dari rabi-rabi lainnya yang terkenal untuk mendukung penjelasannya, sementara Yesus tidak sebab Dia adalah otoritas tertinggi yang memahami isi Kitab Suci secara benar, tepat, dan utuh.
Sahabat Alkitab, mengagumi dan dikagumi adalah dua hal yang sangat biasa terjadi. Orang-orang kagum atas apa yang dilihat, didengar, atau dirasakannya, dari sesuatu atau seseorang. Jika orang-orang mengagumi kita, atas diri kita atau atas karya yang kita hasilkan, apakah itu dapat kita responi dengan baik sehingga berpengaruh baik juga dalam hidup kita? Dapatkah kita tetap rendah hati menerimanya dan menjadikan itu pemacu untuk lebih berkarya dengan lebih baik lagi? ataukah itu membuat kita menjadi tinggi hati sehingga menghentikan langkah kita untuk menghasilkan yang lebih baik karena merasa sudah menjadi yang terbaik? Mari kita belajar menjadi bijak dalam menerima dan meresponi pujian atau kekaguman dari orang lain. Segala sesuatu yang kita miliki yang membuat orang lain kagum, semuanya berasal dari Allah. Belajarlah dari Yesus!
Jadilah pengelola yang baik dari setiap pujian yang datang kepada kita, membawa semua itu bagi kemuliaan Tuhan.
Salam Alkitab Untuk Semua