Firman Tuhan Sahabat Para Pekerja Migran
”Kami datang ke Bahrain untuk mencari uang dan mengirimkannya pulang (ke India) agar anak-anak kami dapat bersekolah dan tidak buta huruf seperti kami. Suatu hari kami bertemu seorang pendeta. Pak Pendeta memberi tahu kami bahwa dia akan menunjukkan kepada kami sebuah film. Kami sangat bersemangat, mengira ini mungkin salah satu film terbaru produksi Hollywood. Ketika kami menonton Film Yesus dalam bahasa kami sendiri, kebanyakan dari kami menangis. Kita mengira hidup kita penuh dengan perjuangan dan masalah. Setelah saya menonton filmnya, saya menyadari bahwa Yesus mengalami hal yang lebih buruk, bahkan penyiksaan,”tutur Prasad, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal India yang bekerja di sebuah negara Teluk.
”Kemudian Pendeta memberi kami sebuah perangkat Alkitab Audio. Ketika saya menelepon ke rumah, saya sekarang menceritakan kisah-kisah Alkitab kepada anak-anak saya. Saya sudah mulai menghadiri gereja dan saya berharap dapat segera dibaptis. Sungguh suatu kebahagiaan bagi saya bisa belajar tentang Kristus dan belajar menjadi seperti dia,”lanjutnya.
Kesaksian yang tak terhitung jumlahnya
Kisah Prasad di atas adalah salah satu dari banyak kesaksian yang kami baca setiap tahun dari para pekerja migran di Teluk.
Ini satu lagi, kesaksian dari Mariam. ”Saya dari India. Saya menikah pada usia 13 tahun dan mempunyai anak pertama pada usia 14 tahun. Suami saya kecanduan alkohol dan sering memukuli saya. Untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan kedua anak saya, saya meminjam uang dari beberapa orang dan akhirnya tiba di Bahrain. Kehidupan di sini tidak mudah. Saya bekerja di rumah-rumah penduduk dan beberapa dari mereka tidak memperlakukan saya dengan baik. Saya biasanya khawatir tentang banyak hal dan kesal terhadap nasib saya, tetapi kemudian mereka (Lembaga Alkitab di Teluk) memberi saya sebuah Alkitab Audio. Sejak itu saya dengan setia mendengarkan firman Tuhan yang mengubah hidup saya. Saya merasakan Tuhan berbicara kepada saya. Dia menyapa di dekat telinga saya. Saya mencoba menerapkan semua firman yang saya pelajari kepada hidup saya sendiri. Saya tidak lagi khawatir atau marah sekarang karena saya tahu Tuhan sangat mengasihi saya.”
Mendukung gereja-gereja
Prasad dan Mariam hanyalah dua penerima manfaat dari proyek End-to-End yang dijalankan oleh Lembaga Alkitab di Teluk yang didukung juga oleh donatur-donatur setia dari Inggris dan Wales.
”Melalui proyek End-to-End, setiap tahun kami bermitra satu gereja dan bekerja sama dengan mereka sepanjang tahun, memuridkan warga jemaat mereka dan melihat bagaimana gereja bertumbuh, ” kata Dr Hrayr Jebejian, Sekretaris Umum Lembaga Alkitab di Teluk. ”Hal ini memungkinkan orang-orang yang belum terjangkau untuk melihat, mendengarkan, membaca dan merasakan kekuatan transformatif dari Injil. Bersama-sama, kami membawa orang-orang masuk ke dalam Kerajaan Tuhan melalui firman Tuhan.”
Proyek End-to-End yang baru saja diselesaikan melibatkan pekerja migran dari komunitas Telugu (India). Penutur bahasa Telugu dari India merupakan komunitas ekspatriat terbesar di Bahrain.
Pendeta John Wesley (nama yang luar biasa!) memimpin jemaat Pentakosta Telugu yang sebagian besar terdiri dari para pembantu rumah tangga dan pekerja kasar proyek-proyek konstruksi. Sebagian besar dari mereka bekerja keras berjam-jam untuk menghidupi keluarga mereka di kampung halaman dan hidup dalam kondisi sempit di kamp-kamp migran yang terisolasi dari masyarakat. Banyak dari mereka yang kehilangan harapan dan mengalami depresi. John dan istrinya Kalyani mengunjungi 19 kamp pekerja secara rutin untuk melayani orang-orang ini.
Tantangan
”Kami menerima berbagai sumber daya dari Lembaga Alkitab seperti :Alkitab, baik versi audio maupun cetakan, bagian-bagian Kitab Suci (portion), materi-materi pemuridan melalui penyampaian cerita dan kunjungan staf Lembaga Alkitab,’ kata John. “Sekarang tim relawan kami diperlengkapi untuk menjangkau mereka yang belum terjangkau.”
”Kami menghadapi banyak tantangan di kamp-kamp,” tambah John. ”(Terkadang) kami tidak memperoleh izin masuk, penjaga yang tidak ramah, masyarakat antagonis dan tidak ada ruang pertemuan yang tersedia. Tak jarang, kami hanya berdiri di luar kamp, di udara terbuka. Kami berdoa dan memohon kepada Tuhan agar orang-orang di dalam kamp dapat dijangkau.”
Dukungan setia Anda membuat pekerjaan yang mengubah hidup ini menjadi mungkin. Saat Anda memberikan donasi, Anda telah ”ikut hadir” di sana untuk Mariam dan Prasad. Anda telah ”ikut mendukung””hadirnya Alkitab yang dibagikan oleh Pendeta John Wesley dan istrinya kepada para pekerja migran. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Diterjemahkan dari: biblesociety.uk