Salah satu daya tarik dari kegiatan Pekan Alkitab yang diadakan di berbagai wilayah di Indonesia adalah Pameran Museum Benda-Benda Alkitab. Bagaimana tidak? Dalam pameran ini, pengunjung dapat melihat benda-benda antik dan bersejarah yang muncul dalam berbagai cerita di Alkitab. Dari umban yang digunakan Daud melawan Goliat, hingga mahkota duri yang dikenakan saat penyaliban Tuhan Yesus. Benda-benda ini berasal dari berbagai tempat dengan periode waktu yang berbeda, sehingga pengunjung seolah diajak untuk menjelajahi dimensi waktu sejarah yang berbeda-beda.
Namun, tahukah Anda? Pameran ini menjadi hidup dan interaktif berkat pemandu-pemandu handal yang didatangkan dari kantor pusat LAI di Jakarta. Mereka inilah yang secara konsisten memandu kegiatan wisata Alkitab di Gedung Pusat Alkitab (GPA) LAI, Salemba.
Pekan lalu, pameran ini kembali diselenggarakan di Pekan Alkitab Biak pada tanggal 31 Oktober hingga 2 November 2024. Kali ini, LAI mengirimkan Wahyu Anasrullah dan Costaria Saragi sebagai pemandu. Sejak hari pertama, bahkan sebelum ibadah pembukaan Pekan Alkitab, para tamu dan peserta lomba sudah mulai berdatangan ke museum. Mereka berasal dari berbagai sekolah dan denominasi gereja di Biak, termasuk Gereja Bahtera Injil, Gereja Kristen Injili (GKI) Yahwe Sebaut Samau, GKI HIB Sorido, dan gereja-gereja lainnya di wilayah Biak. Pengunjung dari berbagai usia, mulai dari oma-opa, ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda, remaja, dan anak-anak, turut hadir dan bersemangat mempelajari sejarah Alkitab.
Salah satu momen menarik adalah ketika seorang ibu dari salah satu gereja di Biak dengan tekun mencatat semua penjelasan yang disampaikan Costaria, salah seorang pemandu. “Ibu ini sangat tekun mencatat semua penjelasan tentang benda-benda Alkitab ini. Dari jam 12 siang sampai jam 4 sore masih terus mencatat. Kami jadi terharu!” kata Costaria, yang akrab disapa Costa. Sementara itu, Wahyu Anasrullah, yang akrab disapa Anas, pada hari kedua menjaga dan memandu di museum hingga tengah malam karena ada acara Malam Temu Mitra di pekarangan GKI Elizabeth. Meski lelah, wajah mereka tetap ceria menyambut dan mendampingi para tamu. Dalam sebuah video yang diambil pada pukul 21.30 WIT, terlihat Anas masih bersemangat mendampingi anak-anak Sekolah Minggu dari salah satu gereja. Mereka dipersilakan mencoba meniup alat musik sangkakala, dan Anas terus menyemangati mereka. “Ayo terus, terus, terus tiuuuppp!!” katanya memotivasi anak-anak yang semakin semangat membunyikan sangkakala.
Malam kedua, tanggal 1 November, mungkin menjadi malam terberat bagi para pemandu Museum Alkitab. Mereka datang paling awal di pagi hari untuk memulai Pekan Alkitab, dan pulang paling akhir di tengah malam setelah melayani para tamu yang mengunjungi museum.
Akhirnya, pada hari ketiga, tanggal 2 November 2024, pameran Museum Alkitab resmi berakhir bersamaan dengan ibadah penutup Pekan Alkitab Biak 2024. Para tamu bersukacita, sehingga kelelahan fisik para pemandu terbayar dengan tawa bahagia pengunjung yang telah mendapatkan banyak pengetahuan tentang benda-benda bersejarah dalam Alkitab. Masih terngiang teriakan semangat Costa saat menjelaskan tentang umban, senjata yang digunakan Daud melawan Goliat. “Bukan! Bukan katapel ya ibu-ibu, yang dipakai Daud waktu melawan Goliat. Ini alatnya, namanya umban!”
Total keseluruhan pengunjung yang datang ke pameran Museum Benda Alkitab di Pekan Alkitab Biak mencapai 1.477 orang. Diharapkan melalui pengalaman ini, setiap pengunjung semakin bersemangat untuk membaca Firman Tuhan.