Menoleh dan Melihat Kasih Tuhan
Marilah kita perhatikanlah dengan baik teks lagu berikut :
Sejenak aku menoleh
pada jalan yang t’lah kutempuh.
Kasih Tuhan kuperoleh,
membuatku tertegun…
Lagu tersebut adalah sebuah lagu himne yang terdapat dalam buku Pelengkap Kidung Jemaat nomor 244. Digubah pada tahun 1991 oleh seorang pencipta lagu bernama Pontas Purba yang juga menciptakan banyak lagu gerejawi lainnya. Sampai sekarang lagu tersebut masih sering dinyanyikan karena liriknya begitu indah serta mewakili dinamika kehidupan yang kita alami. Terutama terkait dengan kasih penyertaan Tuhan yang ternyata telah menuntun kita selama ini dalam menjalani hari demi hari yang setiap saatnya adalah sebuah misteri. Jalan telah dilalui tetapi pada jalan itu ada kasih Tuhan yang selalu menuntun.
Dalam lanjutan syairnya diungkapkan bahwa jalan itu tidak selalu mulus kadangkala berliku bahkan tanpa terang. Namun hanya karena kasih karunia Tuhan dan bimbingan-Nya lah jalan itu dapat dilalui bahkan menghadirkan terang yang membuat kita takjub atas penyertaan Tuhan. Perikop yang menjadi dasar perenungan kita kali ini juga mengungkapkan kehadiran Yesus yang laksana terang dan mengenyahkan kegelapan. Bahkan terang-Nya menjadikan kita turut hidup dalam terang itu dan mampu untuk hidup dalamnya. Sebab terkadang jalan yang gelap itu justru membuat kita bertahan di dalam gelap bahkan hidup di dalamnya sehingga kita menjadi tersesat.
Yesus adalah Terang Dunia
Pada bacaan kita kali ini diperlihatkan proklamasi Yesus akan identitas diri-Nya. Ia adalah terang yang tidak hanya menerangi bangsa Israel, melainkan terang yang menerangi dunia. Para pendengar-Nya tidak serta merta menerima kebenaran itu. Orang-orang Farisi menganggap bahwa apa yang Yesus ucapkan adalah kesaksian palsu. Maka Tuhan Yesus mencoba untuk memberikan pendasaran yang lebih jelas lagi kepada mereka. Ia adalah terang dalam relasi-Nya dengan Sang Bapa. Yesus berasal dari Bapa dan akan pergi kembali kepada-Nya. Mereka yang melihat Kristus telah melihat Bapa karena Bapa ada dalam Kristus dan sebaliknya.
Tuduhan orang-orang Farisi dikemukakan karena mereka tidak benar-benar mengenal Yesus. Mereka hanya melihat Yesus berdasarkan kemanusiaan-Nya dan bukan keilahian-Nya. Tuhan Yesus Kristus bersama dengan Allah Bapa, dalam Dia ada hidup dan hidup itu terang manusia. Terang itu menaungi semua orang yang percaya. Mereka yang menolak terang itu akan tetap hidup dalam kegelapan karena kegelapan itu akan menahan mereka dan membawa kepada kebinasaan.
Kegelapan itu adalah representasi dari dosa yang mengekang dan membawa kita kepada kebinasaan. Namun anehnya banyak orang nyaman untuk berada dalam kegelapan. Mereka menolak untuk menoleh kepada terang dan beralih kesana. Sembunyi di dalam kegelapan dirasa lebih nyaman, tanpa sadar bahwa kegelapan itu mengarah kepada kebinasaan. Bukankah demikian natur dari dosa? Ia mengelabui hati kita, membuat kita merasa nyaman, sehingga tanpa sadar mengarahkan diri kepada kebinasaan.
Hidup dalam Terang-Nya
Tahun 2024 akan berakhir, bagaimanakah dinamika hidup yang telah kita jalani selama setahun ke belakang? Sudahkah kita menjadi murid-Nya yang taat dan setia? Mungkin di beberapa titik kehidupan justru kita berbalik dari Tuhan dan malah berdiam dalam dosa. Semoga kita telah kembali kepada terang-Nya yang menyinari jalan kita kepada keselamatan kekal.
Seringkali kita menjalani hidup tanpa merefleksikannya dengan sungguh. Kehidupan menjadi tanpa makna dan terlewat begitu saja. Padahal pada hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan telah menerangi kehidupan kita dan sudah sepantasnya bila kita senantiasa hidup dalam terang. Jika Kristus adalah terang, maka kewajiban kita adalah untuk mengikuti-Nya, menyerahkan diri terhadap bimbingan-Nya, dan meminta petunjuk dari-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Upaya ini membutuhkan sebuah komitmen dan keteguhan hati yang sungguh-sungguh. Sebagaimana Kristus yang senantiasa menjadi terang dalam hidup kita untuk selama-lamanya, maka seharusnya kita juga rela berjuang untuk hidup dalam terang-Nya.
Mari akhiri tahun ini dengan penuh syukur seraya memohon hikmat Tuhan agar kita senantiasa dapat hidup dalam terang-Nya. Janganlah ragu untuk kembali kepada Tuhan jika kelak kita sedikit tersesat saat menapaki langkah kehidupan. Semoga Sang Terang senantiasa menerangi relung-relung hati kita agar hidup ini dapat dijalani sesuai serta seturut kehendak-Nya.
Untuk Direnungkan:
Sudahkah kita hidup dalam terang Tuhan dengan menghidupi kehidupan sesuai serta seturut kehendak-Nya?