Berkat Kehadiran Program Pembaca Baru Alkitab

Berita | 31 Januari 2025

Berkat Kehadiran Program Pembaca Baru Alkitab


Wu Huajie bukanlah orang muda lagi. Umurnya sudah melewati 80 tahun. Ia merupakan salah seorang siswa yang mengikuti kelas Pembaca Baru Alkitab (PBA) di Tiongkok Timur Laut. Program PBA adalah  sebuah program pemberantasan buta aksara atau literasi berbasis Alkitab, yang diadakan di gereja setempat. Meskipun Nenek Wu telah berusia lanjut, semangat dan antusiasnya belajar tampak nyata. Ia dengan penuh antusias menceritakan pengalamannya mengikuti kelas PBA.

 

Mengatasi Tantangan Literasi

"Sebelum saya mengikuti kelas PBA ini, pengetahuan saya tentang aksara Mandarin sangat terbatas," akunya. “Saya sangat bersyukur bahwa saya sekarang dapat membaca Alkitab dengan lebih baik. Kata-kata di dalamnya tidak lagi asing bagi saya!”

 

Dengan senyum lebar dan muka berseri, Nenek Wu melanjutkan ceritanya, “Saya mulai lebih menghargai khotbah dan pengajaran para pendeta di gereja. Duduk dan mendengarkan perkataan mereka dengan pemahaman yang lebih baik membawa sukacita yang luar biasa di hati saya."

 

Perubahan luar biasa dalam kehidupan Nenek Wu ini dimungkinkan melalui kelas PBA yang diselenggarakan oleh Christian Council & Three-Self Patriotic Movement (CC&TSPM) dengan dukungan Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies-UBS).

 

Meskipun Wu lahir dan tumbuh di tengah keluarga Kristen, ketidakmampuannya membaca telah membatasi pertumbuhan rohaninya. Ia harus mengorbankan pendidikannya karena keadaan ekonomi keluarganya yang memprihatinkan.

 

Setelah bertahun-tahun, ia mendapati dirinya lupa sebagian besar karakter Mandarin yang telah dipelajarinya di sekolah dasar. Ia mengenang hari-hari yang penuh tantangan ketika ia belum mampu membaca. Katanya, "Itu adalah tahun-tahun penuh perjuangan. Saya begitu rindu membaca Alkitab sendiri, terutama saat khotbah-khotbah di gereja begitu susah dipahami. Tetapi saya tidak bisa."

 

"Hanya mendengarkan khotbah saja tidak cukup untuk mengingat pesannya. Saya ingin mencatat poin-poin penting dan merenungkannya kembali sepulang dari gereja. Tetapi saya hampir tidak dapat menulis beberapa huruf Mandarin,"lanjutnya.

 

Kesempatan Kedua

Oleh karena itu, Nenek Wu sangat bersyukur adanya program Pembaca Baru Alkitab yang menawarkan kesempatan kedua bagi orang-orang seperti dirinya agar bisa membaca dan menulis. Ia sangat mensyukuri kesempatan itu, dengan berkata, "Saya tidak mungkin berbicara mewakili perasaan orang lain, tetapi bagi saya menghadiri kelas PBA bagaikan kembali ke bangku sekolah sekali lagi."

 

Tampaknya Program PBA telah menjadi berkat yang luar biasa bagi banyak orang percaya lanjut usia seperti Nenek Wu yang berkata, "Kelas ini memberi kami keyakinan bahwa banyak sahabat yang peduli dengan ketidakmampuan kami untuk membaca, mereka dengan caranya masing-masing ingin memberi pertolongan kepada kami. Bukankah itu suatu alasan untuk bersukacita?"

 

Saat orang-orang lanjut usia berkumpul di kelas PBA untuk membaca, mempelajari, dan memahami Firman Tuhan, sukacita dan kedamaian memenuhi hati mereka. "Seolah-olah kami akhirnya menemukan jalan keluar dari bayang-bayang kegelapan pendidikan. Kami dengan penuh semangat memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar. Kami tahu kehadiran Tuhan menyertai kami saat kami belajar. Tanpa Roh Kudus-Nya, kita tidak akan mampu memahami Firman.”

 

Muka Nernek Wu berseri-seri, dengan bangga ia berkata, "Hari ini, saya bisa membaca Alkitab dengan cukup baik. Hanya ada beberapa tokoh Alkitab yang masih sulit saya pahami."

 

Ternyata mampu membaca Kitab Suci telah menghadirkan sukacita yang tak terkira dalam hidup Nenek Wu. "Semakin mendalami Firman Tuhan, ternyata isinya semakin tampak menarik. Firman Tuhan sungguh semanis madu, seperti yang digambarkan Pemazmur. Keinginan saya mempelajari firman Tuhan tumbuh, dan saya tidak pernah merasa cukup," ungkapnya penuh semangat.

 

Rasa Syukur dan Pengabdian

Nenek Wu mengungkapkan rasa syukurnya yang tulus kepada UBS dan semua donatur yang murah hati yang telah memungkinkan perubahannya. "Di mana pun kita berada di dunia ini, kita adalah satu keluarga di bawah Tuhan. Kasih Anda mengilhami kami untuk lebih mengasihi Tuhan."

 

Hari ini, Wu rajin membaca Alkitab dan berdoa setiap hari. Ia berbagi, "Saya sangat menikmati pembacaan Kitab Mazmur, Amsal, Injil, dan tiga belas surat Paulus. Saya juga menemukan inspirasi setelah membaca kitab Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel. Iman mereka yang tak tergoyahkan selama masa-masa sulit sungguh luar biasa."

 

Doa tulus Wu adalah agar gereja lokalnya bersemangat dalam menyebarkan Kabar Baik dan agar semua orang nantinya mengenal Tuhan. "Mari kita berdoa untuk Tiongkok dan dunia," desaknya, imannya bersinar seterang kemampuannya yang baru dalam membaca Firman.

 

Dikutip dari: ubscommunity.org

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia