Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? (Kis. 8:31)
“Tak kenal, maka tak sayang.” Sebuah pepatah lama yang tak pernah usang dimakan zaman. Bukan saja dalam persahabatan antar manusia, mengenal dengan baik isi Alkitab juga akan menumbuhkan rasa sayang terhadapnya. Kalau orang sudah sayang, ia akan selalu mencari kesempatan untuk bisa membaca Alkitab dan memetik manfaatnya.
Alkitab adalah sebuah buku yang luar biasa, isinya penuh dengan inspirasi dan sarat akan hikmat Tuhan. Tetapi isi Kitab Suci seringkali tidak mudah untuk dipahami oleh orang awam. Banyak orang dewasa membutuhkan panduan untuk membaca Alkitab, agar Alkitab lebih mudah mereka pahami. Jika orang dewasa saja seringkali sulit mengerti isi Alkitab, bagaimana dengan anak-anak? Maka keprihatinan seorang sida-sida dari Etiopia dalam Kisah Para Rasul juga menjadi keprihatinan kita bersama: Bagaimana aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? (Kis. 8:31).
Anak-anak masa kini lebih tertarik membaca komik, menonton film kartun ataupun bermain dengan gadgetnya dibandingkan membaca Alkitab. Membaca dan mempelajari Alkitab akan menjadi hal yang membosankan dan bahkan membuat mereka penat jika penyajiannya tidak sesuai. Padahal mengajak anak mencintai Alkitab sejak usia dini menumbuhkan harapan masa depan yang cerah bagi Gereja dalam hal pewarisan kekayaan iman. Umumnya anak-anak lebih tertarik mempelajari Alkitab dalam suasana bermain yang menyenangkan melalui aktivitas kelompok yang sesuai rentang usia mereka.
Mengajak anak mencintai Alkitab juga menjadi dasar Lembaga Alkitab Indonesia dalam menyelenggarakan Jambore Anak Nasional LAI 2019. Jambore kali ini mengangkat tema “ Back to My Bible”. Acara empat tahunan ini akan mengumpulkan anak-anak Sekolah Minggu berusia 9-12 tahun, dari berbagai gereja di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mempelajari Alkitab melalui berbagai aktivitas yang menarik. Selain belajar berbagai hal seputar Kitab Suci, lewat Jambore anak-anak diajak untuk belajar menumbuhkan kebersamaan, saling berbagi, saling melayani dan menjadi berkat bagi sesama.
Akitivitas dalam Jambore Anak dikemas bervariasi, di dalam dan di luar luar ruangan. Materinya disajikan dalam beragam metode dan pendekatan, antara lain: pengamatan dan kunjungan, dinamika kelompok, outbond, gerakan penanaman 1000 pohon, memanfaatkan gadget untuk belajar mencintai Kitab Suci dan sebagainya. Bukan hanya untuk anak, dalam Jambore Anak Nasional 2019 nanti juga diselenggarakan berbagai pelatihan bagi para pendamping, dalam hal ini para guru Sekolah Minggu, agar mereka nantinya dapat membimbing anak-anak Sekolah Minggu di gerejanya dengan lebih kreatif dan antusias.
Jambore Anak Nasional 2019 akan dilaksanakan pada 4-7 Juli 2019, di Vila Biru, Pancawati, Bogor, Jawa Barat. Tempatnya dingin dan sejuk di tengah-tengah pegunungan. Acaranya bertepatan dengan waktu libur sekolah formal, jadi tidak akan mengganggu kegiatan sekolah. Jambore Anak Nasional hanya diselenggarakan sekali dalam empat tahun. Rugi jika kita melewatkannya. Inilah kesempatan kita berkumpul dan menjalin persahabatan dengan rekan-rekan dari seluruh Indonesia.
Mari kita dukung penyelenggaraan acara ini lewat doa, dana dan mewartakannya. Anak-anak perlu diajak mencintai Alkitab dan mengenal pencipta-Nya sedari kecloopil. Karena Kristus juga sangat mengasihi mereka dan rela berkorban untuk mereka. (keb)
Salam Alkitab Untuk Semua