Kesempatan Baru

Berita | 1 Januari 2022

Kesempatan Baru


Wahyu 21:1-6

Salah satu hal yang umum dilakukan orang pada saat memasuki tahun baru adalah membuat resolusi, ada yang mengolah tubuh, hanya ingin memakan makanan sehat, mengatur keuangan dengan lebih baik, dan lain-lain. Pada satu sisi, resolusi menjadi sebuah wujud hasrat dalam menghasilkan perubahan ke arah yang lebih positif untuk dirinya. Namun, resolusi dapat berubah menjadi sebuah kondisi statis yang membuat orang terjebak dalam tempat yang sama. Maksudnya, orang hanya sekadar membuat resolusi tanpa berhasil mencapainya, bahkan tanpa sungguh-sungguh mengusahakan resolusi tersebut. Kondisi ini terjadi karena sebuah faktor yang disebut false hope syndrome, yakni ketika ekspektasi yang tidak realistis bertemu dengan situasi dirinya yang tidak siap untuk mengubah perilaku tertentu. False hope syndrome sangat besar terjadi karena adanya perilaku buruk yang terlalu sulit untuk ditinggalkan hingga menjadi penghalang bagi terwujudnya resolusi yang sudah dibuat. Secara sederhana, resolusi tidak mungkin terwujud tanpa adanya niat dan usaha yang total dalam mengusahakannya. 

Wahyu 21:1-6 pun membicarakan pola yang serupa, yakni tentang perubahan total. Kitab Wahyu memang penuh dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat apokaliptik (menyingkapkan) yang seringkali dipahami secara harfiah, namun memahami kitab Wahyu juga perlu memosisikannya seperti kitab-kitab lain dalam Perjanjian Baru. Artinya, kitab ini lahir dari situasi tertentu sebagai latar penulisan sesuai dengan pergumulan dari jemaat yang dituju, sehingga kitab Wahyu menjadi modal bagi jemaat untuk menghadapi pergumulannya saat itu. Kitab Wahyu diyakini ditulis pada tahun 90-95 M selama era Kaisar Domitianus yang memerintahkan seluruh rakyat untuk menyembah dirinya sebagai dewa (gambaran ini muncul dalam Why. 13:12). Kondisi inilah yang menjadi pergumulan jemaat dari kitab Wahyu yang menolak melakukannya sehingga mereka harus mengalami banyak penganiayaan. Di tengah situasi mencekam seperti itulah kitab Yohanes muncul dengan beragam pokok teologis yang ada di dalamnya. Di dalam Why. 21:1-6 misalnya, terdapat pokok ajaran bahwa Allah adalah Alfa dan Omega, yang Awal dan yang Akhir. Konsep pengajaran ini sebenarnya juga muncul dalam penafsiran terhadap Keluaran 3:14, ‘AKU ADALAH AKU’, ehyeh aser ehyeh, bahwa Allah adalah Allah yang tidak dapat diubah dan takkan berubah, sejak semula dan sampai selama-lamnya karena Ia adalah Ia. 

Konsep pengajaran ‘Alfa dan Omega’ ini menjadi sebuah landasan iman yang sangat penting bagi jemaat yang berada dalam pergumulan saat itu. Pengajaran ini sedang menegaskan kepada jemaat bahwa Allah tidak pernah berubah, Ia selalu setia ada bersama dengan mereka bahkan di tengah kesulitan sekalipun, bahkan Allah lah yang akan mengubah dunia dan seluruh kehidupannya menjadi tempat bagi perwujudan kekuasaannya. Inilah yang muncul dalam pernyataan, “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab lagnit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut laut pun tidak ada lagi… Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takht aitu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.” Melalui kalimat-kalimat tersebut, penulis kitab Wahyu sedang menunjukkan kepada jemaat bahwa Allah adalah pemenang dari segala jenis kekuasaan duniawi (merujuk kepada kesewenang-wenangan kekaisaran Romawi) sehingga jemaat tidak perlu meragukan kuasa dan keberpihakan Allah kepada mereka. Bahkan, konsep pergantian bumi yang lama dengan bumi yang baru menjadi sebuah model berpikir iman bahwa harapan di dalam Allah mewujud secara total, tanpa adanya situasi hidup dari kehidupan atau bumi yang lama (merujuk kepada situasi hidup mereka saat itu). Artinya, keberpihakan dan pertolongan dari Allah terjadi dalam wujud yang totalitas.

Pengajaran yang ada di dalam Wahyu 21:1-6 memberikan kita sebuah penekana tentang pertolongan dan berkat Allah yang selalu terjadi secara totalitas. Allah selalu ebrtindak dalam cara yang utuh, termasuk dalam melakukan transformasi hidup dalam diri ssetiap manusia yang ada di dalam-Nya. Ia adalah Alfa dan Omega, yang ada sejak sebelum awal dan tetap ada setelah akhir. Di hari ini, kita semua perlu mencermati pola dan cara menjalani kesempatan yang baru. Terdapat sekitar 360an hari yang dapat kita jalani dengan beragam cara di tahun 2022. Marilah kita menjalaninya dalam kesiapan mental untuk mengalami pembaruan hidup sebagai bentuk transformasi di dalam Allah, sang Alfa dan Omega. Bagi setiap kita yang sedang berjuang menghadapi beragam pergumulan dan himpitan sejak tahun lalu, kiranya penyertaan Allah menjadi nyata secara utuh bagi kita untuk menjalani kesempatan baru di tahun ini

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia