Dalam kisah yang baru kita baca, Allah mulai mempertanyakan kekerasan sikap Firaun, “sampai kapankah engkau tak mau tunduk kepada-Ku?” Pertanyaan ini dapat diartikan Tuhan seolah-olah sudah sampai pada titik tidak tega melihat Firaun jika Allah sampai menurunkan tulah yang lebih berat. Pertanyaan itu mengandung pesan tersembunyi, seakan Allah ingin mengatakan kepada Firaun, “Sudahi kekerasan kepalamu itu sebelum bencana yang lebih berat menimpamu.”
Belalang adalah jenis binatang yang menyebabkan panen rusak berat. Mereka bisa menyebabkan kelaparan di negeri itu. Belalang sering digambarkan dalam Alkitab sebagai bentuk hukuman Allah. Demikianlah dalam bacaan ini, belalang menutupi seluruh permukaan tanah dan memakan apa saja yang rusak karena hujan es pada tulah sebelumnya. Dan Firaun memohon agar Tuhan mengampuni dosanya. Mengampuni dosa sama artinya dengan meniadakan kesalahan yang pernah diperbuatnya. Namun lagi-lagi, Firaun tetap keras kepala.
Sahabat Alkitab, kita tentu percaya dan mengenal Allah kita sebagai Allah yang pengampun. Seharusnya setiap peristiwa yang kita jalani sehari-hari sesungguhnya merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk mensyukuri hidup kita. Namun seringkali kita bukannya bersyukur tetapi sebaliknya kita melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan bagi Allah. mari kita bayangkan, jika Tuhan berkata kepada kita, “sampai kapan engkau tidak mau tunduk kepada-Ku?” apa yang kita rasakan? Tentunya kita akan merasa sangat bersalah karena mendukakan hati Tuhan. Karena itu, mari kita taat kepada Allah dan tunduk pada perintah-perintah-Nya supaya kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang tertimpa kemalangan.
Salam Alkitab Untuk Semua.