Kehidupan yang kita jalani sesungguhnya selalu berada dalam tuntunan dan rengkuhan Tuhan semata. Sayangnya dalam keterbatasan serta kesombongan kita, seringkali kita melupakan-Nya dalam langkah hidup kita. Seruan pemazmur dalam pasal 25 adalah pengingat bagi manusia-manusia yang melupakan Allah dalam hidup-Nya. Ia menggaungkan penyesalan dosa dan pengagungan Allah yang menjadi satu-satunya kebenaran serta sumber kehidupan.
Pemazmur menyerukan kembali permohonan agar Tuhan mengampuni kesalahan umat-Nya. Ia mengajak kita semua untuk menilik dalam hidup kita masing-masing yang seringkali bergelimang dengan dosa. Dalam kekudusan dan kebenaran lah pada akhirnya kita bisa datang kepada-Nya. Sudah sepantasnya kita takut dan hormat kepada-Nya. Takut kepada Tuhan menunjukkan tanggung jawab atas kehidupan yang telah dianugerahkan-Nya. Menghormati segala perintah-Nya dan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dengan sepenuh hati. Kepada orang-orang tersebut kebahagiaan akan menetap pada dirinya bahkan akan terus bertahan pada anak cucunya (ay. 12-13). Mereka yang takut kepada-Nya bagaikan tengah membangun relasi yang erat dan akrab bagaikan sepasang sahabat.
Keberadaan kita haruslah terus terarah kepada-Nya karena Tuhan adalah satu-satunya pencipta dan penguasa kehidupan. Bahkan keterhimpitan yang kita alami karena segala masalah-masalah kita dapat diatasi oleh-Nya. Pemazmur mengajak untuk terus mengarahkan pandangan kepada-Nya serta meminta tolong agar terbebas dari segala kesesakan yang kita alami. Satu seruan pemazmur yang sangat menggugah hati pada perikop ini terdapat dalam ayat 20, “Jagalah kiranya jiwaku dan lepaskanlah aku;janganlah aku dipermalukan sebab aku berlindung kepada-Mu.” Bukankah seruan itu menjadi kerinduan kita, orang-orang yang berpegang teguh kepada Tuhan? Agar Tuhan selalu menjaga serta melindungi kita dari segala arus kehidupan yang terjadi.
Sahabat Alkitab, marilah kita kembali mengarahkan pandangan dan seluruh keberadaan kita hanya kepada-Nya. Janganlah lupakan Tuhan yang menjadi satu-satunya alasan keberadaan kita serta sumber pertolongan sejati. Hanya di dalam Dia ada jalan yang benar dan membebaskan kita dari himpitan beban kehidupan yang seringkali begitu menyesakkan. Kiranya Allah menolong dan menguatkan kita senantiasa.