Setiap orang mempunyai tujuan, cita-cita, dan target yang ingin dicapai. Tetapi terkadang kita begitu terobsesi terhadap hal-hal tersebut sehingga rela melakukan segala cara untuk memperolehnya. Bahkan cara-cara yang bertentangan dengan moral dan firman Tuhan pun kita lakukan. Sebagai anak Tuhan tentu saja kita perlu memegang FirmanNya. Sesuatu yang baik harus diperoleh melalui cara yang baik juga. Perang saudara yang terjadi antara keluarga Saul dan pendukung Daud menjadi cobaan berat di awal pemerintahan Daud. Ia harus menghadapi kerajaan yang terpecah, karena sebagian umat tidak mau menerima pemerintahanya. Tentu saja Daud menginginkan Israel dapat bersatu di bawah pemerintahannya. Tetapi bukan berarti Daud rela menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuannya tersebut. Angkara murka diekspresikan Daud saat ia mengetahui bahwa Isboset, anak Saul, dibunuh dengan keji pada saat ia tidur oleh Ba’ana dan Rekhab, dua perwira pasukan Isboset, hanya karena mereka ingin mencari muka dihadapan Daud. Hal yang tidak disadari oleh kedua perwira tersebut adalah, meskipun Daud tengah berkonflik dengan keluarga Saul, sesungguhnya ia menaruh hormat dan kasih terhadap seluruh dinasti Saul. Tentu kita masih ingat, ahwa sahabat terdekat Daud adalah Yonatan, putra Saul. Bahkan saat Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul, ia tidak melakukannya. Hukuman berat ditimpakan kepada kedua perwira itu, sekaligus memberikan pernyataan keras pada lingkaran kekuasaan di sekitar Daud untuk tidak berkompromi terhadap cara-cara licik untuk melanggengkan kekuasaan atau menarik simpati Daud.
Sahabat Alkitab, hidup bukan hanya mengenai mencapai tujuan-tujuan yang kita tetapkan, melainkan juga bagaimana kita menjunjung tinggi Firman Tuhan dalam perjalanan dan perjuangan untuk mencapai tujuan tersebut. Itulah makna bahwa kita adalah anak-anak Tuan. Kiranya Tuhan membantu kita untuk menjalani kehidupan seturut dengan FirmanNya.