Penulis injil Lukas mulai memberikan fakta awal untuk mengarahkan pembaca kepada sosok Yesus Kristus, tokoh utama dalam kesaksiannya. Secara spesifik, penulis injil Lukas memberikan latar belakang keluarga dari Yohanes Pembaptis, tokoh yang berperan penting dalam narasi persiapan umat untuk menyambut lahirnya sang Juruselamat. Pada ayat 5-7 kita dapat melihat dengan cukup jelas perihal status dan asal-usul orang tua Yohanes Pembaptis, entah Zakharia maupun Elisabet, yang merupakan keturunan imam. Artinya, kedua orang tua Yohanes sangat akrab dan terbiasa dengan tata cara peribadahan, kisah-kisah kenabian, pengajaran dan tradisi agama Yahudi. Catatan itu pun penting untuk diketahui para pembaca agar mengetahui dengan lebih intim tentang sosok Yohanes, sekaligus agar kredibilitas Yohanes dapat tetap terjaga di hadapan pembaca sebagai utusan yang disertai Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi hadirnya sang Juruselamat.
Pemaparan kondisi Zakharia dan Elisabet, yang berdasarkan kondisi biologis sudah tidak mungkin memiliki anak, juga menjadi sebuah bagian dari lata belakang hidup Yohanes yang memperkuat otoritas keseluruhan kisah sang Juruselamat. Melalui catatan tentang kemandulan Elisabet, si penulis injil Lukas ingin menegaskan bahwa kehadiran Yohanes sebagai utusan yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan kehadiran sang Juruselamat bukanlah sebuah kebetulan atau hal yang biasa. Bahkan, kelahiran Yohanes pun menjadi sebuah bagian dari rangkaian pekerjaan penyelamatan sang Ilahi.
Sahabat Alkitab, Tuhan selalu dapat memberikan cara bagi manusia yang menyerahkan hidup penuh kepada-Nya. Mungkin saja, ada masa ketika seseorang merasa tidak ada peluang untuk menghadapi tantangan di depan atau merasa situasi hidupnya terlalu tidak mungkin untuk dilalui. Namun, kehadiran Yohanes pembaptis di tengah kondisi orang tuanya yang mandul merupakan sebuah bentuk penegasan tentang karya Tuhan yang tiada batas. Tuhan dengan sungguh berkarya dalam hidup manusia. Ia tidak sekadar memberikan janji, tetapi selalu berkarya secara menyeluruh dan tuntas.
Kiranya renungan firman Tuhan ini menjadi modal permenungan bagi setiap umat Tuhan untuk menghayati karya kasih Tuhan dalam kehidupannya, secara khusus di minggu pertama Adven, masa persiapan untuk menyambut hadirnya sang Juruselamat.