"Di ujung cemeti, ada emas." Begitulah kata pepatah.
Allah marah kepada Yehuda dan Israel, kepada para pemimpin mereka. Kepada Yehuda, Allah marah karena mereka menyerang dan merampas tanah saudara mereka Isrsel. Allah marah kepada Israel karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah tetapi kepada bangsa lain dan ilah lain. Karena itu Allah akan menimpakan hukuman atas mereka. Namun di ujung kemarahan-Nya itu, tersingkap sebuah harapan bahwa ketika mereka telah menderita akibat dosa-dosanya, mereka akan bertobat dan mencari Allah. Masih ada cinta di hati Allah bagi Israel dan Yehuda.
Sahabat Alkitab, kemarahan Allah atas manusia yang berdosa menunjukkan betapa Ia mencintai manusia dan cemburu karena manusia tidak mengindahkan-Nya. Rasa cemburu dan kemarahan-Nya disebabkan karena cinta-Nya. Begitu jugalah kita kepada orang yang kita kasihi. Kalau kita marah dan cemburu karena kesalahan yang dia lakukan itu karena kita begitu mencintai, sebaliknya jika kita tak acuh dengan kesalahannya, tidak ada cenburu atau pun marah, bisa jadi menunjukkan bahwa memang kita tidak peduli dan tidak cinta. Hanya, kemarahan, cemburu, dan cinta Allah selalu terikat dalam kekudusan-Nya, sementara kemarahan, cemburu, dan cinta kita bisa saja berada di luar itu. Mari kita belajar dari Allah, dalam kemarahan-Nya tersimpan cinta yang besar dan sejati, sehingga hukuman yang Ia berikan selalu ditujukan agar kita kembali kepada-Nya bukan pergi meninggalkan untuk selamanya.
Allah telah menunjukkan cinta sejati-Nya kepada manusia, mari juga kita menunjukkan itu kepada-Nya dan kepada sesama kita, kepada orang yang kita cintai.
Salam Alkitab Untuk Semua