Perpecahan bisa saja terjadi dalam segala aspek kehidupan manusia, baik itu dalam sebuah kelompok, individual, bahkan sebuah Negara. Walaupu konfilik suatu hal bisa saja wajar, akan tetapi memiliki efek samping yang berbahaya, dan tidak baik untuk waktu yang panjang.
Raja Rehabeam tidak mendengarkan permintaan rakyat, membuat rakyat Israel kecewa dan terjadi pemberontakan. Tuhan menepati janji yang telah difirmankanNya, melalui perantara nabi Ahia kepada Yerobeam, pecahnya kerajaan Israel merupakan kehendak Tuhan, atas janji yang difirmankanNya. Sehingga Rehabeam memimpin bagian Selatan/Yehuda dan Yerobeam memimpin Kerajaan Israel bagian Utara.
Apakah yang menyebabkan terjadinya konflik/perpecahan orang Israel pada waktu itu?
Mudah Tersinggung: Orang Israel kecewa, dengan jawaban raja yang kasar menghina menganggap mereka sebagai bangsa budak. Mereka memberontak karena mereka menganggap tidak mendapat apa-apa dari Daud dan keturunanya.
Apakah kehendak atau tujuan Allah melalui konflik itu?
1. Sebagai hukuman atas penyembahan berhala.
2. Sebagai sarana untuk memelihara kaum sisa di Yehuda yang tetap setia dan benar kepada perjanjian dan melalui merekalah Allah dapat menggenapi semua janji dan rencana penebusan-Nya.
Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak mudah tersinggung, seperti ucapan dan prilaku lawan bicara kita atau mungkin saja hal-hal yang kita anggap meremehkan atau merendahkan. Kita juga harus menjaga cara bicara dan prilaku kita sehingga tidak menimbulkan perasaan tersinggung untuk orang lain.
Perpecahan bisa saja terjadi dari diri kita sendiri ataupun orang lain, oleh karena itu kita harus mengintrospeksi diri dan memperbaiki kesalahan, sehingga mendapatkan jalan keluar yang terbaik untuk semua orang.
“Aku menasehati kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu setia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersama dan sehati sepikir.”
(1 Korintus 1:10)
Salam Alkitab Untuk Semua