Harapan sering kali muncul paling jelas justru saat semua jalan keluar terasa buntu, ketika pergumulan seakan tak memberi ruang lagi. Tapi di sisi lain, rasa takut dan sepi juga sangat nyata, apalagi ketika kita merasa berdiri sendirian, melawan arus hanya demi menyatakan kebenaran. Inilah yang dialami pemazmur: ia dikepung musuh yang lihai, tersembunyi, dan kompak bersatu untuk menjatuhkannya.

Mazmur 64 dimulai dengan seruan mendesak kepada Allah, “Ya Allah, dengarlah suara keluh kesahku, jagalah nyawaku terhadap musuh yang beringas” (ayat 1-2). Pemazmur menghadapi musuh yang menggunakan lidahnya seperti pedang dan kata-katanya digambarkan seperti panah. Menampilkan adanya ketegangan antara yang lemah dan yang kuat, antara yang terancam dan yang mengancam. Mazmur ini kemungkinan ditulis saat Daud menghadapi tekanan musuh, baik saat melarikan diri dari Saul maupun dalam masa pemberontakan. Pengalaman pemazmur menyerupai tekanan sosial atau toxic environment yang kita alami saat ini. Kata-kata yang menyakitkan dapat menimbulkan kecemasan, meruntuhkan rasa percaya diri, atau membuat kita merasa terisolasi. Namun, Mazmur ini mengajarkan bahwa harapan tidak boleh padam. Allah hadir sebagai tempat perlindungan batin, menegakkan keadilan, dan memberikan kekuatan untuk bertahan ketika kita menghadapi ketidakadilan.

Sahabat Alkitab, Kita diingatkan kembali untuk terus memelihara harapan dan tidak menyerah dalam perjuangan, meski dunia sering terasa tidak adil. Percayalah bahwa setiap kata dan perbuatan akan dimintakan pertanggungjawaban, termasuk kata-kata tajam atau niat jahat kepada orang lain. Posisi Allah sudah lah jelas bahwa Ia akan membela yang lemah. Mungkin diantara kita saat ini banyak pula yang mengalami tekanan dari sekitar. Bukan karena salah, melainkan karena prinsip dan nilai yang kita junjung sebagai seorang Kristen seringkali berbeda dengan nilai serta cara pandang dunia. Maka marilah kita menjaga hati kita agar tetap lurus, teguh dalam doa, menjaga setiap tutur kata, serta menghidupi kasih dan integritas iman. Percayalah bahwa pertolongan Tuhan akan datang tepat pada waktunya, karena itulah letak dari pengharapan kepada-Nya.