Di tengah malam yang dingin dan sepi, pada saat orang banyak mengistirahatkan tubuhnya, para gembala masih harus menjalankan tugas untuk menjaga hewan ternak dari berbagai ancaman. Inilah sebuah dedikasi pekerja dalam memenuhi tanggung jawabnya. Penulis injil Lukas pun menuliskan pengalaman para gembala tersebut ke dalam rangkaian catatan tulisannya mengenai kelahiran Yesus Kristus. Hal ini memiliki makna yang sangat mendalam, secara khusus dengan fakta yang tertulis, yakni Yesus yang dibaringkan dalam sebuah palungan. Sebagai orang yang terbiasa merawat dan menjaga hewan ternak, para gembala tentu sudah tidak asing dengan ‘palungan’. Mereka sungguh memahami fungsi dari palungan, yakni untuk menampung minuman maupu makanan dari hewan ternak. Hal ini sangat krusial dalam lingkungan hidup hewan ternak. Itulah mengapa, kehadiran peristiwa para gembala yang menerima kabar baik dari Malaikat Tuhan mengenai kelahiran sang Juruselamat memiliki penekanan yang khas dalam injil Lukas.
Malaikat Tuhan menegaskan kepada para gembala bahwa mereka akan mendapati sang Juruselamat terbaring di sebuah palungan di kota Daud. Hal ini ingin menunjukkan bahwa Yesus, sang Juruselamat adalah sumber hidup yang tersedia untuk seluruh kawanan ternak Tuhan, yaitu umat-Nya. Dia datang untuk membawa hidup, bukan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan nubuatan yang tertulis dalam kitab Yesaya 1:3 yakni, “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenai palungan yang disediakan tuangannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” Inilah mengapa, catatan Yesus yang dibaringkan dalam sebuah palungan memiliki nilai yang begitu mendalam, terkhusus dalam pemenuhan nubuatan dan terkait kualitas relasi antara Tuhan dengan umat-Nya.
Melalui catatan-catatan ini, penulis injil Lukas ingin menunjukkan bahwa Tuhan sudah menyediakan Diri-Nya, melalui kehadiran Yesus Kristus, sebagai ‘palungan’ untuk seluruh umat mengalami hidup dan menikmati hidup di dalam Diri-Nya. Undangan ini tersedia dan berlaku untuk semua. Itulah mengapa, si penulis injil Lukas dengna sengaja mencatat peristiwa Malaikat Tuhan yang memberitakan kabar kelahiran Yesus kepada para gembala, perlambangan kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan perhatian besar, status yang dihormati maupun hak istimewa yang sebanding dengan kelompok masyarakat kelas menengah apalagi kelas ningrat. Berita kelahiran sang Juruselamat adalah hak setiap orang untuk mengalami dan menikmati hidup yang berasal dari Tuhan, sang sumber kehidupan yang sejati.