Inilah momen kelahiran Yesus, sang Anak yang telah lama dinantikan dan membawa segala pengharapan serta misteri, secara khusus bagi kedua orang tuanya. Catatan mengenai sensus pendudukan yang dilakukan oleh Kaisar Agustus menjadi sebuah rujukan waktu yang secara sengaja dihadirkan oleh si penulis injil Lukas untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai waktu kelahiran Yesus Kristus. Selain itu, catatan ini juga dengan sengaja ingin memperkenalkan kepada para pembaca injil Lukas mengenai latar belakang Yesus yang berasal dari garis keturunan Daud. Itulah mengapa, Yusuf dan Maria kembali ke Yudea, tepatnya kota Daud yang bernama Betlehem.
Di tengah ramainya orang yang berdatangan untuk melakukan sensus itulah tiba waktunya bagi Maria untuk melahirkan Yesus. Alhasil, akibat kekurangan tempat penginapan bagi Yusuf dan Maria, Yesus pun dilahirkan dan dibaringkan dalam sebuah palungan, sebuah tempat yang biasa digunakan sebagai tempat makan atau minum bagi hewan ternak. Kelahiran sang Juruselamat di tengah pengembaraan orang tuanya yang melakukan perjalanan ini memang terkesan miris, namun pada saat yang sama juga menghadirkan aspek pengharapan yang begitu besar.
Yesus, sang Juruselamat yang dilahirkan di tengah pencarian ruang aman oleh orang tuanya telah menunjukkan bahwa Tuhan selalu memiliki cara untuk menghadirkan kuasa-Nya. Ketiadaan tempat menginap bukan menjadi penghalang atau penundaan bagi Tuhan untuk hadir. Bahkan, sebuah palungan yang begitu sederhana dan terkesan tidak layak untuk menjadi baringan seorang anak manusia pun menjadi pilihan-Nya. Kasih-Nya terlalu besar untuk dibatasi oleh hambatan apa pun itu.
Sahabat Alkitab, bagi setiap anda yang saat ini sedang berjuang menghadapi situasi hidup yang terasa begitu berat, bagi setiap anda yagn sedang mempertanyakan banyak hal atas kondisi hidup anda di masa mendatang, bagi setiap anda yang sedang merasa begitu takut dan cemas menghadapi kenyataan, bagi setiap anda yang sedang meragu akibat berbagai fakta yang tidak sesuai dugaan, biarlah firman Tuhan ini menjadi modal untuk mengembalikan keteguhan iman dan percaya akan kehadiran kasih Tuhan yang selalu hadir. Tuhan tidak akan membiarkan situasi dan kondisi hidup yang sesulit apa pun menghambat kasih-Nya untuk memenuhi hidup kita.