Dalam teks yang kita baca, sebuah seruan tentang nasihat hikmat. Ditekankan bahwa hikmat tidak sulit untuk dijumpai, di tempat-tempat umum ia berseru-seru dan memperdengarkan suaranya. 

Apakah sebenarnya hikmat? Pada umumnya, hikmat dikenal sebagai kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan ini dengan cara yang benar dan berasal dari Allah. 

Tidak sedikit dari kita yang selalu mencari hikmat untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi. Lalu, dimanakah kita dapat menemukannya? Dalam ayat 20 – 21 hikmat sepertinya tidak jauh dari kita, di jalan-jalan, di lapangan, di atas tembok-tebok, dan di pintu-pintu gerbang kota. Kalau melihat dalam kehidupan Israel kuno, para nabi, bahkan para pemimpin sering berbicara di tempat dimana orang banyak sering berkumpul, yaitu di pintu – pintu gerbang kota. Artinya, hikmat tidaklah sulit untuk ditemui, ia ada di sekitar kita. mungkin sebagai contoh saja, saat kita sedang berkendara dan melihat lampu rambu sedang merah, apakah kita tetap menerobos atau memilih berhenti? saat dalam perjalanan dan di tangan kita ada sampah plastik sisa makanan, apakah kita membuangnya disembarang tempat atau memasukkannya di kotak sampah? Hikmat ada disekeliling kita dan berseru kepada kita. Di tengah keluarga, pekerjaan, lingkungan tempat tinggal.

Hikmat tidak pernah menyembunyikan dirinya, ia sedang berseru dan memanggil kita. Berikan telinga untuk mendengar dan hati untuk diisi oleh hikmat itu. Jangan keraskan hati, ijinkanlah hikmat mengubah dan menuntun kita. Amsal 4:6 “Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” 

Salam ALkitab Untuk Semua.