Pada saat orang Israel mengalami keterpurukan, mereka harus meninggalkan Yerusalem dan dibuang ke Babel. Mereka mengalami penderitaan dan jatuh dalam dosa dengan meninggalkan Tuhan dan menyembah dewa-dewa bangsa Babel. Namun dalam keterpurukan mereka menyadari kesalahan bahwa Tuhan marah dan mereka merasa tidak layak, najis dan penuh dengan kejahatan.(Yesaya 64:5,6). Dengan mengaku berdosa, najis dan penuh dengan kejahatan kemudian ada penyerahan diri kembali kepada Tuhan. Yesaya menyerukan suara umat dalam keterpurukannya dan sangat merindukan pemulihan dari Tuhan. Mereka meminta pertolongan Tuhan dalam keputusasaan seakan Tuhan membiarkan mereka menjadi binasa.
Dalam pergumulan umat Allah zaman nabi Yesaya kita dapat belajar bahwa pada saat pergumulan dan masalah dalam kehidupan yang kita alami, kita dituntut untuk bersabar dan setia menanti pertolongan Tuhan. Tak jarang ketidaksabaran membawa kita masuk dalam hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Godaan kehidupan dunia dan keinginan penyelesaian dengan cepat dan mudah membawa kita dalam dosa. Sebagai umat Tuhan kita harus aktif dengan melihat dan mengoreksi diri (introspeksi). Mengakui kesalahan dan berserah diri kembali pada Tuhan karena Dia yang memiliki hidup. Kita harus tetap setia menanti pertolongan Tuhan dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup pribadi, keluarga dan kehidupan di tengah masyarakat. Dan sebagai pengikut Kristus kita tetap harus setia menanti kedatangan Tuhan Yesus ke dua kali dengan senantiasa mengoreksi diri, memperbaiki hati dan pikiran kita. Memiliki waktu yang berkualitas dengan selalu membangun hubungan dengan Tuhan akan membawa kita dalam hidup yang seturut Tuhan. Bersabar, setia dan bertekunlah selalu dalam Tuhan, karena hanya Dialah Tuhan yang sanggup merubah dan menolong hidup kita.
Salam Alkitab Untuk Semua