Dalam bacaan kita hari ini, Ayub menceritakan bagaimana dia mengingat masa kejayaannya ketika dia muda. Di tengah-tengah kesengsaraannya dia berharap untuk kembali ke masa-masa itu dimana Allah melindunginya. Kita memperoleh gambaran betapa indahnya hidup Ayub dan betapa setia-Nya dia kepada Allah. Di kala itu, Ayub adalah seorang dewan kota yang sangat dihormati sehingga banyak yang segan kepadanya. Dia mendapatkan banyak pujian karena kebaikan hatinya dan menerima ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa karena mampu membuat mereka bersukaria. Dia menolong orang miskin, yatim-piatu, janda dan orang-orang yang memerlukan bantuan dengan sukacita. Hal ini diceritakan Ayub sebagai pembelaan dari tuduhan kawannya Elifas yang pada pasal 22 ay. 3-11 mengatakan bahwa dia adalah manusia berdosa yang harus bertobat. Sekali lagi Ayub berani membela dirinya sendiri karena dia benar.
Sahabat Alkitab, sejak awal pembacaan kitab Ayub kita telah mengetahui betapa Tuhan memberkati Ayub, namun kita juga melihat semua yang indah itu pada akhirnya dapat dengan mudah diambil lagi oleh Tuhan. Kembali kita diingatkan, betapa tak berdayanya manusia di bawah kuasa Tuhan. Mungkin saat ini kita sedang menikmati berkat-berkat Tuhan yang berlimpah, tapi mungkin juga di suatu waktu kita akan mengalami penderitaan. Pertanyaannya, jika menjadi Ayub, sanggupkah kita menghadapi penderitaan-penderitaan itu? Mari kita merenungkannya bersama-sama. Tuhan menolong kita.
Salam Alkitab Untuk Semua