Persembahan yang Hidup

Renungan Harian | 12 Agu 2025

Persembahan yang Hidup

Ada masanya di mana hidup terasa seperti terperosok dalam lubang yang gelap dan licin. Setiap langkah seolah tenggelam lebih dalam ke dalam lumpur kekhawatiran, rasa bersalah, atau kekecewaan. Dalam kondisi demikian, yang tersisa hanyalah menunggu dengan kerinduan agar Tuhan menoleh dan menjangkau. Pemazmur mengungkapkan dengan sangat jujur, “Aku sangat menanti-nantikan TUHAN” (Mazmur 40:2). Sebuah penantian yang penuh desakan, seperti penjaga malam yang merindukan fajar menyingsing.


Namun, dari ketekunan dalam menunggu itu lahir sebuah pengalaman iman yang mendalam. Tuhan “mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa” dan menempatkan kaki Pemazmur di atas batu (ayat 3). Gambaran ini bukan sekadar metafora penyelamatan fisik, tetapi juga simbol dari pemulihan eksistensial, dari kehancuran menuju kestabilan, dari keputusasaan menuju harapan. Yang menarik adalah, respons Pemazmur terhadap penyelamatan itu bukan sekadar ucapan syukur secara pribadi, tetapi sebuah nyanyian baru yang ditujukan sebagai kesaksian kepada khalayak. “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita; banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN” (ayat 4). Kesaksian hidup Pemazmur menjadi sarana agar orang lain pun belajar percaya. Di sinilah makna syukur yang sejati, bukan hanya diungkapkan melalui doa pribadi kepada Tuhan, tetapi juga menjadi kesaksian yang menghidupkan iman sesama.


Selanjutnya, Pemazmur menegaskan bahwa berbahagialah orang yang menaruh percaya kepada Tuhan, bukan kepada keangkuhan atau kebohongan dunia. Tuhan adalah satu-satunya tempat di mana kepercayaan kita menemukan pijakan yang kokoh. Bahkan, Pemazmur mengakui bahwa karya dan rencana Tuhan atas umat-Nya begitu besar dan tidak terhitung jumlahnya. Ia takjub karena Tuhan bukan hanya memikirkan alam semesta, tetapi juga memikirkan manusia secara pribadi, dengan kasih dan perhatian yang tidak dapat dihitung.


Pemazmur juga menyampaikan sebuah deklarasi yang mengubah paradigma umat terhadap ibadah, “Engkau tidak berkenan pada kurban sembelihan dan kurban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakaran dan kurban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam lubuk hatiku.” (ayat 7-9). Ini adalah sebuah transisi teologis yang radikal. Tuhan tidak menginginkan persembahan-persembahan lahiriah yang ritualistik. Ia mencari persembahan yang hidup, hati yang berserah, telinga yang terbuka, dan hidup yang dijalani dalam ketaatan sejati.


Sahabat Alkitab, marilah kita memeriksa diri, apakah ibadah kita hanyalah sebatas ritual, ataukah kita telah menjadi persembahan yang hidup bagi Allah? Tuhan tidak terkesan dengan kesalehan yang berhenti di liturgi. Ia mencari hati yang terbuka untuk mendengar, tangan yang siap melayani, dan hidup yang bersedia menjadi kesaksian kasih setia-Nya. Menjadi persembahan yang hidup berarti belajar menunggu Tuhan dengan setia di tengah krisis, membiarkan hidup kita dipulihkan-Nya, dan bersedia menyanyikan nyanyian baru yang menguatkan iman orang lain. Tidak ada kurban yang lebih indah di hadapan Allah selain hidup yang berserah penuh, dikuasai oleh kehendak-Nya, dan menyatakan kasih-Nya dalam keseharian.


Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia