Kegagalan maupun keberhasilan dalam hidup, bukanlah satu-satunya indikator penyertaan Tuhan. Berkat dan penyertaan Tuhan dapat terjadi entah ketika manusia itu mengalami kegagalan maupun keberhasilan dalam hidupnya. Artinya, seorang manusia yang beriman kepada Tuhan pun tetap dapat mengalami kegagalan dan itu bukan menandakan ia kehilangan berkat maupun penyertaan dari Tuhan. Hal yang disayangkan adalah umat Tuhan terlalu terpaku pada hasil dibanding proses. Kondisi ini memang cukup dimaklumi dan biasa terjadi pada lingkungan masyarakat yang kompetitif. Padahal, proses merupakan bagian kehidupan yang perlu diresapi dan dimaknai dengan sungguh-sungguh oleh umat Tuhan karena pada kondisi inilah penyertaan Tuhan semakin terasa besar.
Kisah Daniel dkk., ketika diperhadapkan dengan raja Babel, menawarkan kepada kita sebuah pengalaman yang lebih penting dibanding hasil. Memang benar, pada ayat 20 kita melihat segala keberhasilan yang mereka dapatkan, bahwa keempatnya adalah orang-orang yang menjadi andalan raja Nebukadnezar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kerajaan Babel. Namun, kita perlu mengingat bahwa itu semua merupakan hasil dari proses panjang dan komitmen serta keteguhan prinsip beriman mereka dalam menjalani kehidupan. Satu hal penting yang juga perlu kita sadari adalah Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya memiliki kesiapan untuk menjalankan tugas-tanggung jawabnya sebagai pegawai kerajaan. Kesiapan inilah yang mereka dapatkan setelah melalui proses panjang yang mempersiapkan mereka sebagai pegawai-pegawai kerajaan.
Sahabat Alkitab, kegagalan maupun keberhasilan adalah bagian dari proses kehidupan. Setiap orang tentu ingin mendapatkan keberhasilan dan menghindari kegagalan. Namun, bagaimana pun juga setiap orang dapat menemui kegagalan dan keberhasilan dalam situasi yang penuh misteri. Selain itu, proses kehidupan menawarkan kepada kita pengalaman bersama Allah yang bernilai dibanding gagal-berhasil itu sendiri. Daniel, Hananya, Misael, Azarya menjadi contoh orang-orang yang menikmati proses kehidupan bersama Allah. Mereka memberi kesaksian bahwa mereka memiliki kesiapan untuk memenuhi tugas dan tanggung-jawab setelah menjalani proses itu sendiri, seperti yang telah kita lihat pada ayat 1-17. Selamat menjalani proses kehidupan bersama Allah dan menikmati penyertaan-Nya yang melampaui keberhasilan maupun kegagalan.