Sahabat Alkitab, kita sudah memasuki tahap baru dalam cerita Daniel dkk., secara khusus mengenai peranan mereka dalam kehidupan personal raja Nebukadnezar. Pada ayat 1 kita dapat melihat dengan cukup lugas bahwa mimpi yang didapatkan Nebukadnezar dalam tidurnya telah menggelisahkan hati sang raja. Kita pun dapat mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut adalah murni permasalahan personal sang raja, bukannya persoalan kerajaan atau pemerintahannya. Meski demikian, ia memanggil setiap orang yang juga adalah pegawai kerajaan untuk membantunya keluar dari permasalahan. Orang-orang tersebut dikatakan sebagai para ‘ahli’, entah secara ilmu sihir, ahli jampi, maupun para ahli tafsir lainnya. Singkatnya, raja Nebukadnezar mencari bantuan dari para ahli untuk mendapatkan solusi atas kondisinya saat itu.
Ternyata kondisi tidak berjalan sesuai rencana. Harapan Nebukadnezar untuk mendapatkan pencerahan akan mimpinya agar ia beroleh ketenangan dalam tidurnya pun tidak terwujud. Permintaan Nebukadnezar dianggap sebagai sebuah perintah yang tidak masuk akan dan tidak mungkin dapat dipenuhi oleh siapa pun. Para ahli mengeluhkan sikap sang raja yang dianggap keterlaluan dalam menuntut mereka. Tidak berhenti sampai disitu, malahan Nebukadnezar memberikan titah untuk membunuh setiap orang bijaksana di Babel.
Sahabat Alkitab, kisah Nebukadnezar dan mimpinya ini menjadi sebuah contoh sikap manusia yang sedang berada dalam pergumulan, namun kebingungan untuk mencari solusi. Pada satu sisi, permintaan Nebukadnezar kepada para ahli untuk menerjemahkan mimpinya tanpa menceritakan mimpi tersebut kepada mereka terkesan sesuatu yang tidak masuk akal. Namun, pada sisi lain tindakannya adalah tepat. Ia mengharapkan jalan keluar yang murni, bukan sesuatu yang terkesan sebagai solusi. Kesalahannya adalah ia mengandalkan dan menaruh harapan pada pihak yang salah. Oleh sebab itu, pada refleksi hari ini kita diajak untuk melakukan evaluasi hidup dan bertanya kepada diri sendiri, “Kepada siapakah saya bergantung pada saat saya mengalami masalah atau berada dalam pergumulan?”