Sahabat Alkitab, apa yang biasanya pertama kali anda lakukan ketika mendapatkan sebuah pengalaman penuh berkat, menggembirakan, atau keberhasilan? Biarlah pertanyaan itu menjadi sebuah ‘pintu masuk’ bagi masing-masing kita untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri terkait kehidupan beriman kepada Allah. Agaknya pertanyaan ini cukup penting, secara khusus bagi setiap orang yang sudah terbiasa dengan gaya hidup instan maupun terjebak dalam rutinitas. Maksudnya adalah, di tengah gaya hidup instan dan rutinitas, sangat mudah bagi kita untuk menganggap bahwa pencapaian, keberhasilan maupun hal yang menggembirakan/berkat merupakan sesuatu hal yang lumrah terjadi. Seolah-olah, itu semua adalah hal yang biasa saja kita dapatkan.
Sikap Daniel yang bersyukur kepada Allah ketika ia mendapatkan arti dari mimpi Nebukadnezar menjadi sebuah bentuk pengakuan iman bahwa keberhasilan dan pencapaian itu merupakan indikator peran Allah dalam hidupnya. Sejak awal kita sudah mengetahui bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan hikmat lebih besar dibanding orang-orang bijaksana lainnya dalam kerajaan Babel. Namun, itu tidak membuat Daniel terjebak pada pemahaman bahwa kemampuannya menerjemahkan mimpi Nebukadnezar sebagai sesuatu yang otomatis dan biasa saja. Daniel tetap mengakui bahwa itu merupakan karya Allah yang selalu berkarya dalam hidupnya.
Sahabat Alkitab, melalui sikap Daniel yang kita baca pada hari ini, setiap kita diajak untuk melatih sikap bersyukur kepada Allah atas berbagai hal yang kita dapatkan. Hal ini sangat dibutuhkan agar kita tidak terjebak pada rutinitas keseharian, seolah-olah segala hal yang mampu kita lakukan adalah sesuatu yang wajar terjadi. Padahal, di dalam kerangka hidup beriman kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang mampu kita lakukan tidak dapat dilepaskan dari peranan Allah dalam hidup kita. Ungkapan syukur kepada Allah menjadi cara bagi setiap orang percaya untuk selalu mengingat peran Allah dalam hidupnya. Ungkapan syukur kepada Allah juga dilakukan sebagai bentuk pengakuan iman bahwa hidup kita bergantung pada karya Ilahi. Jadi, sudahkan anda bersyukur hari ini?