Peraturan yang muncul dalam kitab Imamat ternyata tidak hanya mengatur persoalan hal-hal yang sifatnya ritus dan publik, namun juga merasuk pada hal-hal yang sifatnya sangat personal. Secara khusus, pada perikop bacaan hari ini kita dapat melihat peraturan yang mengajak umat Israel kuno agar lebih peka terhadap kondisi organ reproduksi mereka masing-masing. Bahkan, terdapat kondisi-kondisi khusus pada organ reproduksi yang dapat menjadikan mereka tidak tahir. Apabila hal tersebut mereka alami, maka terdapat proses penahiran yang perlu mereka jalani.
Selama berada dalam masa tidak tahir akibat kondisi tertentu terkait organ reproduksi, umat Israel kuno pun tidak dapat menjalani aktivitas seperti biasanya. Terdapat batasan-batasan yang perlu mereka perhatikan dan jaga sehingga tidak menularkan ketidaktahiran tersebut pada lingkungan sekitarnya. Konsep peraturan semacam ini sebenarnya bukanlah ha lasing dalam peraturan-peraturan yang muncul pada kitab Imamat. Intinya adalah umat Israel sedang dibentuk menjadi bangsa yang mampu mencerminkan nilai kudus TUHAN di tengah dunia. Itulah mengapa, terdapat begitu banyak peraturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari yang bersifat publik hingga privat, demi menebalkan nilai kudus dalam kehidupan mereka.
Peraturan dalam bacaan ini pun menunjukkan bahwa keimanan pada hidup umat TUHAN selalu merasuk ke dalam dan muncul dari lingkup yang sifatnya sangat personal. Artinya, kita perlu memerhatikan dengan begitu cermat perihal kualitas iman personal, tidak hanya pada hal-hal yang terlihat oleh publik seperti pergi beribadah ke gereja atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan misional, melainkan juga terhadap segala perilaku maupun kondisi yang bersifat sangat privat. Kesadaran ini perlu dibangun oleh umat TUHAN sehingga tidak terjebak pada model hidup beriman yang semu, yang hanya terkesan baik di hadapan publik, namun tidak sebanding dengan apa yang ada di dalam diri.