Daniel adalah seorang bereputasi tinggi di tengah kalangan orang-orang ahli kerajaan Babel. Hal ini tergambar dengan jelas melalui kepasrahan Belsyazar untuk memahami arti tulisan di dinding yang membuatnya penasaran sekaligus cemas. Dari setiap ahli yang ditugaskan oleh Besyazar ternyata tidak seorang pun yang berhasil memberikan jawaban kepadanya. Di tengah kondisi yang seperti inilah, sosok Daniel kembali menjadi jalan keluar bagi keresahan raja Babel. Pada waktu dulu, Daniel membebaskan Nebukadnezar dari kegelisahan hatinya ketika ia memberikan tafsir atas mimpi sang raja. Sekarang, Daniel menjadi pihak yagn diharapkan mampu membebaskan Besyazar dari kecemasan. Semua itu dimulai dengan inisiatif sang permaisuri yang merekomendasikan nama Daniel kepada sang raja.
Sahabat Alkitab, merupakan sesuatu yang mustahil bagi Daniel untuk diingat dan kembali ditunjuk untuk menyelesaikan persoalan pribadi raja jika ia tidak memiliki reputasi yang kuat. Memang tidak tertulis dengan jelas berapa tahun lamanya sejak Daniel menerjemahkan mimpi Nebukadnezar hingga sekarang ia dimintai pendapat untuk menejemahkan tulisan di dinding pada masa Belsyazar. Namun, berapa pun lamanya kita dapat membuat sebuah kesimpulan bahwa Daniel adalah seorang dengna reputasi yang kuat dan ia mampu mempertahankannya. Reputasinya itulah yang membuat ia selalu dipertimbangkan sebagai pihak untuk menyelesaikan persoalan yang tidak terselesaikan oleh ahli-ahli yang lain di kerajaan Babel.
Pengalaman Daniel ini pun dapat menjadi ajakan bagi kita untuk membangun reputasi yang baik di tengah lingkungan kita hidup. Reputasi bukanlah sebuah pencitraan di hadapan orang. Reputasi bukan sesuatu yang bis akita ciptakan dengan sengaja tanpa adanya ketulusan dan kompetensi dengan konsisten. Reputasi adalah hasil, gambaran dan penilaian orang tentang kualitas diri kita. Reputasi yang baik tidak hanya berguna pada diri kita secara personal. Idealnya reputasi yang baik tidaklah ditujukan untuk memenuhi kehausan ego seseorang, melainkan dapat menjadi cara bagi seorang beriman untuk memuliakan nama Allah. Pada saat kita memiliki reputasi yang baik, sesungguhnya kita selalu memiliki kesempatan untuk berdampak pada diri orang lain dan lingkungan hidup kita. Hal inilah yang muncul dalam Daniel 5:10-16. Namun, kita perlu mengingat bahwa reputasi adalah nama baik yang hanya didapatkan melalui perbuatan, tingkah laku, sikap, perkataan konstruktif yang dilakukan secara konsisten. Siapkah kita melakukannya?