Pernahkah anda bercermin dan memerhatikan gambar diri anda sendiri? Kemudian, seberapa sering anda bersyukur kepada Tuhan melalui gambar diri anda tanpa bermaksud bersikap narsis? Sahabat Alkitab, pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan ajakan reflektif untuk mencermati kondisi iman yang bersyukur di tengah budaya yang semakin mempersulit diri untuk bersyukur atas kondisi diri sendiri. Maklum saja, beragam iklan yang bersifat semu mengenai kecantikan diri telah memenuhi ruang publik dan seolah menjadi standar baku mengenai ‘apa yang cantik’ dan ‘apa yang tidak cantik’, ‘apa yang sempurna’ dan ‘apa yang perlu diubah’. Alhasil, orang semakin mudah menganggap dirinya kurang akibat membandingkan standar-standar kecantikan semu tersebut.
Itulah mengapa kita perlu bertanya: Apakah kita pernah bersyukur atas kondisi diri kita saat ini, sebagaimana Tuhan menciptakan kita? Atau, jangan-jangan kita masih lebih sering menggerutu dan menyesali tindakan Tuhan yang membentuk kita? Syair Mazmur pada hari ini telah menampilkan sebuah kesaksian iman dari seorang manusia yang mensyukuri karya Tuhan atas dirinya, bukan justru selalu menggerutu dan merasa kurang di hadapan Tuhan. Cara pandangnya yang didasari kesadaran bahwa Tuhanlah Sang Pembentuk kehidupannya telah memampukan ia untuk menghasilkan sikap iman yang penuh syukur.
Sahabat Alkitab, sebagai manusia yang penuh dengan keinginan, kita mungkin saja terhanyut oleh rasa tidak puas dan cara pandang yang memandang rendah nilai diri sendiri. Alhasil, kita pun sulit untuk mensyukuri karya Tuhan melalui kondisi diri kita masing-masing. Padahal, keberadaan diri kita, mulai dari lahir hingga masa sekarang merupakan bentuk paling dasar dari bukti karya penciptaan dan pemeliharaan Tuhan yang penuh kasih. Sebagai umat Tuhan, kita tentu percaya bahwa setiap diri kita dibentuk dan diciptakan dengan penuh kasih dalam rancangan kasih Tuhan. Ia tidak melakukannya secara sembarangan maupun tanpa tujuan. Tuhan pun tidak meninggalkan ciptaan-Nya bertumbuh sendirian tanpa adanya pemeliharaan dari-Nya sebagai Sang Pencipta. Sadarilah bahwa kita adalah karya seni Tuhan yang dikaryakan dengan penuh perencanaan, tujuan dan kasih.