Menunggu menjadi aktivitas yang sangat menantang yang membutuhkan kesabaran dan ketulusan. Paling tidak, ketiga hal itu sangat memengaruhi seberapa mampu seseorang menunggu entah orang lain, hasil kerja bahkan segala doa kepada TUHAN. Pada saat kita berharap dan menyampaikannya kepada TUHAN, kita perlu menunggu hingga waktu pemenuhan doa itu terwujud. Persoalannya, kapan dan bagaimana proses serta hasilnya bukan berada pada kuasa serta keinginan kita. Alhasil, tidak sedikit manusia yang lelah untuk menunggu hingga memilih untuk ‘memunggungi’ TUHAN atau mungkin tetap menunggu namun dengan paksaan dan rongrongan terus-menerus kepada-Nya.
Pemazmur yang sedang berada di tengah pergumulan dan himpitan orang fasik berupaya untuk tetap setia menunggu tindakan TUHAN. Pemazmur memang tidak tahu kapan waktu pembebasan dan kelepasan dari segala kesewenang-wenangan itu tiba. Namun, melalui sikap penantian itu si pemazmur sedang menunjukkan bahwa pengharapan kepada TUHAN adalah yang paling penting dan berharga. Baginya lebih baik menunggu di dalam pengharapan kepada TUHAN dibanding bertindak dalam kesendirian.
Sahabat Alkitab, hari ini kita mendapati sebuah pelajaran bahwa menunggu dalam pengharapan merupakan pelatihan sekaligus indikator keteguhan komitmen beriman kepada TUHAN. Pemazmur telah menjalani itu, siapkah anda mengalaminya?