Terdapat sebuah pernyataan yang TUHAN yang sekilas terdengar sangat mengerikan yang Dia sampaikan kepada Abraham. Pada ayat 14 TUHAN memberikan peringatan kepada Abraham bahwa “orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” Namun, apabila kita cermati lebih seksama pernyataan tersebut, maka kita akan dapat dengan jelas mendapati sebuah ketegasan sikap dari TUHAN yang juga Dia inginkan muncul pada diri setiap orang dalam kelompok Abraham.
Peringatan yang TUHAN tegaskan tersebut menjadi sebuah penanda betapa seriusnya perjanjian yang sedang Dia jelaskan kepada Abraham. Artinya, Abraham juga perlu memahami bahwa ia dengan seluruh anggota kelompoknya akan mengalami bentuk hidup yang berbeda pada saat mereka mengikatkan diri dengan perjanjian TUHAN tersebut.
Salah satu bentuk perubahan dari perjanjian TUHAN adalah identitas yang terjadi pada Abram dan Sarai. Nama keduanya diubahkan oleh TUHAN menjadi Abraham dan Sara untuk menekankan nilai kemakmuran yang akan terjadi dalam kehidupan mereka kelak melalui hadirnya keturunan yang berlimpah. Abraham dan Sara akan menjadi bapak serta ibu bangsa-bangsa. Hal ini tentu merupakan sebuah perubahan yang sangat radikal, mengingat kondisi keduanya yang sudah sangat berumur. Artinya, secara akal manusiawi, Abraham dan Sarai sangat tidak mungkin memiliki keturunan pada umur yang begitu tua. Meski demikian, inilah bentuk totalitas perjanjian TUHAN yang diberikan bagi Abraham dan Sara.
Perjanjian TUHAN tidak pernah main-main. TUHAN secara serius merancang dan menyediakannya bagi Abraham, simbol dari setiap umat percaya yang bersedia untuk menghidupi perjanjian tersebut. Melalui permenungan ini, kita juga dapat menyadari bahwa dengan menghidupi perjanjian TUHAN berarti kita juga akan mengalami perubahan hidup yang begitu mendasar dan visioner. Ingatlah, bahwa menjalani hidup sebagai umat TUHAN berarti kita siap untuk mengalami transformasi yang semakin seusai kehendak-Nya. Pertanyaannya adalah apakah kita siap untuk diubahkan oleh TUHAN?