Pada hari kemarin kita telah melihat bagaimana TUHAN melakukan gerakan kasih yang aktif terhadap Abram sebagai bentuk inisiatif-Nya menjalin relasi yang intim dengan Abram. Kita juga telah melihat bagaimana di dalam tawaran perjanjian yang TUHAN sediakan bagi Abram, TUHAN tidak mengharapkan imbalan atau keuntungan apa pun yang perlu dipenuhi oleh Abram sebagai ganti atas tindakan TUHAN tersebut. Bahkan, TUHAN semakin jelas menunjukkan beragam karya yang akan Dia wujudkan dalam kehidupan Abram dan keturunannya, jika mereka bersedia hidup dalam perjanjian yang TUHAN tawarkan. Meski demikian, Abram tetap perlu melakukan upaya terhadap perjanjian ini.
TUHAN memang tidak mengharapkan imbalan apa pun dari Abram dan keturunannya, namun TUHAN mengharapkan mereka untuk berkomitmen dalam menjaga perjanjian tersebut. TUHAN dengan jelas berkata, “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;” Inilah sebabnya, orang Israel memiliki tradisi sunat dalam kehidupan keagamaan mereka, yakni sebagai simbol komitmen untuk terlibat dalam perjanjian dengan TUHAN.
Berdasarkan perikop ini, kita tidak sedang dituntut untuk melakukan ritus-ritus tertentu sebagai wujud respons terhadap gerakan kasih yang aktif dari TUHAN. Pada masa sekarang, dalam kehidupan beriman umat Kristiani, perihal sunat atau tidak bersunat merupakan keputusan personal yang disesuaikan dengan pemahaman dan tradisi alirannya masing-masing. Namun, nilai inti yang perlu kita gumuli secara mendalam adalah mengenai komitmen untuk menjaga dan menghidupi perjanjian TUHAN tersebut.
Setelah menyadari bahwa perjanjian dari TUHAN adalah bentuk gerakan kasih-Nya yang aktif untuk menjalin relasi dengan kita, sekarang siap umat TUHAN juga perlu menyadari bahwa perjanjian tersebut perlu dijaga dan dijalani dengan komitmen. TUHAN tidak menuntut berbagai keuntungan apa pun sebagai ganti dari kasih yang Dia berikan. Namun, kita tetap perlu bersikap aktif dalam perjanjian yang Dia tawarkan. Kita perlu membangun komitmen yang teguh untuk menjalani relasi dengan TUHAN melalui ketaatan dan kepatuhan terhadap seluruh perkataan-Nya. Inilah tandanya kita sedang menghidupi perjanjian TUHAN. Jadi, siapkah anda berkomitmen untuk menjalaninya?
