Tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada manusia beriman yang sempurna! Semestinya kalimat itu sudah cukup menggambarkan pribadi Daud dan setiap umat TUHAN. Selalu ada dinamika yang menjadi bagian dari proses beriman kepada TUHAN yang sekaligus menjadi indikator iman yang hidup.
Ketakutan dan kecemasan Daud akan niat Saul telah memaksanya berlindung hingga ke gua-gua. Apabila sebelumnya kita masih melihat Daud mencari persembunyian di kota-kota, maka sekarang kita melihat Daud tinggal di tempt-tempat terpencil dan tersembunyi. Hal ini membuktikan betapa besar ketakutan dalam diri Daud dan betapa besar kuasa Saul dalam membenci Daud.
Di tengah kondisi hidupnya yang demikian, Daud mendapatkan berkat TUHAN melalui kehadiran Yonatan, seorang sahabat yang tulus dan berani. Yonatan menemui Daud dengan tujuan menguatkan kepercayaan Daud kepada TUHAN. Sangat dapat dipastikan, bahwa momen ini adalah salah satu titik rendah keberimanan Daud. Wajarlah jika mental dan iman Daud mengalami dinamika di tengah jalan kehidupannya yang berliku ini. Meski pun, hal ini tidak berarti kondisi iman yang sedang surut itu tidak perlu ditanggulangi dan bukan berarti TUHAN ‘lepas-tangan’ terhadap kehidupan Daud. Justru, inilah mengapa kehadiran Yonatan menjadi berkat yang TUHAN hadirkan bagi Daud.
Yonatan hadir sebagai seorang sahabat. Kehadirannya tidak hanya secara fisik, tetapi ia juga menghadirkan berkat TUHAN yang menguatkan kepercayaan Daud kepada TUHAN. Itulah mengapa kehadiran seorang sahabat sangat berarti bagi orang lain. Setiap kita membutuhkan kehadiran seseorang yang dengan ketulusannya telah menjadi berkat TUHAN yang mampu membangkitkan semangat dan iman. Begitu juga sebaliknya, setiap kita perlu menghadirkan diri dengan ketulusan sebagai berkat yang TUHAN berikan bagi orang lain.
Sahabat Alkitab, berdasarkan kisah pertemuan Yonatan dengan Daud ini kita diajak untuk menggumuli nilai kehadiran orang lain dalam hidup kita dan nilai kehadiran kita bagi orang lain. Apakah kita sudah cukup memberikan diri untuk hadir sebagai sahabat yang membangkitkan semangat dan iman bagi sesama? Apakah ktia sudah cukup menyadari kehadiran mereka yang berupaya membangkitkan semangat dan iman bagi kita? Apakah kita sudah cukup tulus memberi diri untuk menerima TUHAN sebagai sahabat dan menjadi sahabat bagi-Nya? Kiranya Roh Kudus menolong kita menjadi seorang sahabat sebagai berkat bagi orang lain.
AMIN