Perikop bacaan pada hari ini menunjukkan kepada kita mengenai proses pemberian kurban penghapus dosa yang dilakukan oleh umat Israel akibat ketidaksengajaan mereka dalam melakukan dosa tersebut. Namun, hal yang paling terutama perlu terjadi pada diri orang yang ingin melakukan praktik ini adalah menyadari terlebih dahulu terhadap perilaku dosa yang sudah ia lakukan secara tidak sengaja tersebut. Ia perlu menyadari bahwa ia telah melakukan dosa sehingga perlu mengakui segala keberdosaannya di hadapan TUHAN untuk memohonkan pengampunan dari-Nya. Sebuah pengakuan dosa hanya akan menjadi sia-sia jika dilakukan tanpa kesadaran diri di hadapan TUHAN. Itulah mengapa, setiap umat Israel yang ingin memberikan kurban penghapus dosa kepada TUHAN perlu menyadari terlebih dahulu tindakan dosa yang ia perbuat. Kesadaran diri atas keberdosaan ibarat ‘pintu’ yang terbuka bagi hadirnya ketulusan dan kejujuran pada diri seseorang yang mengaku dosa di hadapan TUHAN.
Di kebanyakan tradisi peribadahan gereja, biasanya disertakan bagian pengakuan dosa sebagai sarana bagi umat untuk menghadap TUHAN dan memohon pengampunan atas segala keberdosaan. Namun, sungguh disayangkan jika seorang umat TUHAN melakukan segmen ‘pengakuan dosa’ tersebut tanpa dilandasi kesadaran yang jujur atas segala keberdosaan yang sudah ia lakukan. Kemudian, kesadaran atas dosa juga akan berdampak bagi seorang umat TUHAN untuk memahami bahwa hal tersebut adalah kesalahan yang menjadi jerat bagi dirinya yang dapat semakin memberatkan langkah imannya di dalam TUHAN. Oleh sebab itu, setiap umat TUHAN perlu terlebih dahulu membangun kepekaan iman terhadap segala keberdosaan yang dapat muncul tanpa kita sadari.
Marilah kita respons renungan firman TUHAN pada hari ini dengan memaknai beberapa hal, yakni: Pertama, Apakah kita sudah cukup menyadari setiap dosa yang kita lakukan? Kedua, Apakah kita sudah cukup tulus mengaku dosa di hadapan TUHAN?