Jabatan tidak jarang menjadi ‘batu sandungan’ bagi seseorang. Apabila seseorang tidak memiliki kerendahan hati, maka ia sangat mungkin berlaku pongah ketika mendapatkan jabatan atau posisi dengan tingkat otoritas yang lebih dari orang-orang disekitarnya. Ia cenderung merasa lebih hebat atau lebih baik dari orang lain hingga berujung pada sikat anti kritik. Inilah pertanda kehidupannya menuju kemunduran dan bukan kemajuan dalam perkembangannya sebagai seorang manusia yang utuh.
Perikop bacaan pada hari ini pun menampilkan kepada kita sebuah bentuk pengajaran dari TUHAN bagi bangsa Israel, secara khusus bagi mereka yang berperan sebagai pemuka masyarakat, agar memiliki kerendahan hati. TUHAN dengan sangat tegas mengingatkan para pemuka Israel agar bersedia menerima teguran atas kesalahan atau dosa yang mereka lakukan. Hal ini sangat diperlukan karena akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan imannya sebagai individu maupun iman orang-orang yang dia pimpin.
Sebagai bentuk permenungan atas firman TUHAN, segala perkataan dalam perikop ini pun menunjukkan bahwa kita membutuhkan kerendahan hati untuk menerima teguran maupun merendahkan hati di hadapan TUHAN atas segala keberdosaan yang kita lakukan. Hal ini sangat diperlukan karena seringkali kegagalan seorang umat TUHAN untuk menjalani pertobatan disebabkan oleh keangkuhan hatinya dalam menerima teguran atas segala kesalahan yang ia lakukan. Teguran-teguran ini pun dapat muncul dalam berbagai rupa yang bias saja terlewatkan oleh perhatian kita. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima dan menghayati berbagai bentuk ‘suara teguran’ dari TUHAN yang berusaha untuk menyadarkan iman kita kembali atas bentuk hidup yang justru sedang kita bentuk melawan Diri-Nya.
Setiap umat TUHAN selalu memiliki kesempatan untuk mengalami pembaharuan hidup dan pengampunan dosa ketika itu semua dijalankan dalam kerendahan hati untuk menerima teguran atas segala kesalahan yang dilakukan.