Perikop ini sedang menampilkan kepada kita beberapa fakta perihal pribadi Daud. Pertama, Daud adalah orang dengan kemampuan mliter dan kepemimpinan yang mumpuni. Bahkan, pengakuan ini muncul dari bangsa Filistin itu sendiri. Kedua, Daud adalah orang dengan integritas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Itulah sebabnya, Akhis begitu merasa terpukul pada saat para panglima Filistin menolak keberadaan Daud untuk berperang bersama mereka. Semua hal yang Daud miliki tersebut telah menimbulkan ketakutan pada diri panglima Filistin.
Daud adalah contoh pribadi yang mampu menggunakan setiap peluang di segala kondisi kehidupannya. Meski berada di tengah bangsa musuh, Daud tetap berhasil mendapatkan kepercayaan dan kasih. Hal ini bukanlah hasil dari kemunafikan, melainkan bentuk integritas diri dalam menjalankan tugas-tanggung jawabnya. Keberhasilan Daud itu pun tidak hanya mendatangkan pengakuan atas dirinya sendiri, tetapi juga kepada TUHAN. Hal inilah yang dibuktikan melalui sapaan Akhis kepada Daud, “Demi TUHAN yang hidup…”
Sahabat Alkitab, kisah ini memang sedang menampilkan sebuah penolakan yang dialami Daud. Namun, kisah ini juga menghadirkan sebuah pengakuan atas pribadi Daud dan pada saat yang sama mendatangkan pengakuan atas nama TUHAN. Daud, di tengah dinamika hidupnya yang rumit, tetap berhasil melanjutkan hidup dalam iman dan memuliakan nama TUHAN melalui sikap hidupnya. Daud tidak menyerah dan tidak berpasrah, melainkan tetap berusaha penuh melalui wujud integritas dalam tanggung-jawabnya. Inilah sikap hidup yang dapat kita pelajari dari Daud, yakni integritas dalam memenuhi tanggung-jawab dapat menjadi cara untuk memuliakan nama TUHAN. Setiap pencapaian pada orang percaya bukan untuk memenuhi ego melainkan sebagai bentuk kesaksian kuasa TUHAN dalam hidupnya.