Terbelahnya laut Teberau menjadi salah satu peristiwa besar dalam keseluruhan narasi di Alkitab. Terdapat beberapa pandangan yang mulai mempertanyakan mengenai keabsahan terjadinya peristiwa tersebut. Namun, di dalam kerangka kehidupan beriman, perikop ini menghadirkan banyak dasar pembangunan hidup bersama TUHAN.
Bangsa Israel sedang merasa terpojok dengan kondisi yang begitu mencekam. Di depan mereka terbentang laut Teberau dan di belakang mereka terlihat banyak prajurit Firaun. Pada kondisi inilah mereka merasa hidup akan berakhir. Apa pun pilihan yang mereka ambil, sudah tentu dalam pertimbangan manusia, mereka akan mengalami kematian. Namun, apakah benar demikian?
TUHAN menunjukkan otoritas dan peran-Nya bagi bangsa Israel. Fokus utama dalam peristiwa ini bukanlah kepada bangsa Mesir yang binasa di tengah laut Teberau. Memang, sebagian besar narasi dalam pasal 14:15-21 terkesan membahas dampak yang dirasakan oleh Firaun dan tentaranya. Namun, benang merah dan muatan nilai teologis yang terkandung di dalamnya adalah otoritas serta peran TUHAN bagi bangsa Israel.
Pada saat itu, bangsa Israel menganggap bahwa mereka telah kehilangan jalan untuk keluar dari keterpojokan yang mereka alami. Namun, pada saat itulah cara TUHAN menjadi sebuah kenyataan yang tak mampu dibuat oleh tangan seorang manusia. Tangan Musa yang terangkat semalam-malaman adalah simbol kehadiran TUHAN yang berkarya secara penuh untuk bangsa Israel. Oleh sebab itu, di dalam peristiwa tersebut tercipta dua buah pengakuan, yakni: Pertama, dari bangsa Mesir tentang TUHAN yang berperang bagi Israel dan kedua, dari bangsa Israel yang mengakui otoritas TUHAN.
Sahabat Alkitab, apabila kita mengalami keterpojokan di dalam hidup hingga menganggap tak ada jalan untuk keluar dari situasi tersebut, maka ingatlah perikop ini yang menunjukkan peran dan otoritas TUHAN dalam kehidupan kita. Ia selalu punya cara untuk memberkati kita. Ia selalu punya cara untuk menyertai kita. Ia selalu punya cara bagi kita untuk melanjutkan kehidupan. Namun, ingatlah bahwa jalan TUHAN butuh usaha dan keberanian untuk berkomitmen menyusuri setiap petualangan hidup beriman di dalam otoritas-Nya. Jangan ragu atau takut karena TUHAN-lah yang berkarya penuh bagi kita. Pilihlah jalan itu!