Pada saat menyambut Abram pasca mengalahkan Kedorlaomer dan raja-raja sekutu lainnya, Melkisedek mengangkat puji-pujian dan memuliakan TUHAN. Pertanyaannya adalah mengapa kemenangan Abram begitu menggembirakan? Bukankah keberhasilan ia dalam membebaskan Lot adalah sebuah tindakan yang sangat personal bagi Abram? Alasan mendasar Abram menyerang Kedorlaomer dan para raja sekutu lainnya memang karena Lot beserta seluruh kelompoknya. Namun, dampak dari kemenangan Abram tersebut tidak hanya berisfat eksklusif untuk Lot dan kelompoknya, melainkan juga untuk bangsa-bangsa yang ada di sekitaran wilayah perang.
Apabila kita melihat ulang pada ayat 4, maka kita akan mendapati sebuah kondisi yang terjadi di sekitaran wilayah tersebut. Banyak bangsa yang sudah merasa terkekang dengan Kedorlaomer. Bahkan, kondisi ini dapat dikategorikan sebagai sebuah penjajahan sehingga pada tahun yang ketiga belas dari masa penaklukan oleh Kedorlaomer, beberapa raja dari bangsa yang ditaklukan itu pun bersepakat untuk melakukan perlawanan guna mendapatkan kelepasan. Oleh sebab itu, keberhasilan Abram dalam membebaskan Lot dari tangan Kedorlaomer beserta raja-raja sekutu lainnya merupakan kemenangan atas mereka, yang juga berarti berakhirnya masa kekuasaan mereka di wilayah tersebut.
Sahabat Alkitab, catatan ini telah menunjukkan kepada kita bahwa sebuah tindakan yang kita lakukan dalam ketulusan dapat membawa dampak yang sangat besar, bahkan tidak jarang melebihi dari yang dapat kita bayangkan. Inilah potensi yang terdapat pada setiap umat TUHAN. Kemenangan Abram tentu bukan hanya berdasarkan kemampuan dan kekuatannya personal, melainkan karena adanya TUHAN yang menyertainya. Hal ini telah ditekankan melalui pujian yang diberikan oleh Melkisedek, ketika ia berkata, “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Hal ini perlu kita resapi ke dalam diri kita guna membangkitkan kesadaran bahwa setiap kita memiliki potensi yang besar untuk menghadirkan berkat melalui setiap tindakan yang kita lakukan. Pertanyaannya adalah ‘Apakah kita sudah cukup efektif menggunakan segala daya dalam berkarya melalui setiap kesempatan yang muncul?” Hal ini tidak melulu muncul melalui hal-hal yang spektakuler, tetapi juga dapat mewujud dalam berbagai aksi keseharian yang sederhana.